Jul 28th 2024, 11:43, by Tiara Hasna R, kumparanNEWS
Presiden Komite Olimpiade Nasional Palestina, Jibril Rajoub, menegaskan tidak akan berjabat tangan dengan delegasi Israel di Olimpiade Paris 2024 kecuali mereka mengakui hak Palestina untuk merdeka.
Rajoub telah memimpin seruan agar atlet Israel dilarang mengikuti kompetisi internasional di tengah perang di Gaza.
Dikutip dari Guardian, Rajoub menyatakan tidak akan berinteraksi dengan Presiden Komite Olimpiade Nasional Israel, Yael Arad, atau anggota delegasinya, berdasarkan prinsip, jika mereka bertemu selama Olimpiade.
Ia juga menyebut bahwa tim Palestina tidak diberi instruksi khusus tentang bagaimana berperilaku jika bertemu dengan pesaing Israel dan menegaskan bahwa organisasinya akan mematuhi Piagam Olimpiade.
"Sebelum Anda bertanya kepada saya, tanyakan kepada mereka: Apakah mereka mengakui keberadaan rakyat Palestina dan hak kami untuk negara merdeka, di samping Israel, sesuai legitimasi PBB?" kata Rajoub, seperti dikutip dari Guardian.
"Jika mereka memiliki komitmen ini, sebagai prinsip saya tidak keberatan berjabat tangan dengan siapa pun yang mengakui hak saya untuk menentukan nasib sendiri dan hak kami untuk hidup. Tetapi saya tidak akan berjabat tangan hanya sebagai basa-basi dengan siapa pun yang tidak melakukannya," jelas Rajoub.
"Ini bukan masalah sopan santun, ini masalah prinsip. Mereka harus siap berjuang untuk membangun jembatan perdamaian melalui pengakuan bersama," tambahnya.
Atlet Ukraina juga tidak akan berjabat tangan dengan atlet Rusia atau Belarusia mana pun di Olimpiade musim panas ini.
Namun, Rajoub mengatakan tidak ada perintah serupa yang diberikan kepada kontingen Palestina yang beranggotakan delapan orang dan menegaskan tidak ada rencana untuk melakukan tindakan di luar kode etik gerakan Olimpiade.
"Atlet Palestina dan saya akan mengikuti prinsip-prinsip IOC. Dan jika kami merasa ada pelanggaran dari pihak kami, kami harus melawannya. Bola ada di tangan pihak lain. Pergi dan tanyakan kepada presiden Komite Olimpiade Nasional Israel bagaimana mereka dapat mendorong tentara mereka, bagaimana juara judo mereka dapat melakukan ini. Jangan tanya korban, tanyakan pada pelaku," tutupnya.
Kontingen Israel yang terdiri dari 88 atlet Olimpiade adalah satu-satunya yang mendapatkan perlindungan 24 jam selama Olimpiade.
Presiden Israel, Isaac Herzog, juga bertemu Presiden Prancis, Emmanuel Macron, dan mengucapkan selamat atas upayanya menjadi tuan rumah Olimpiade serta komitmennya dalam memerangi antisemitisme.
"Negara Israel bangga berpartisipasi dalam Olimpiade dan mengibarkan benderanya di panggung dunia yang penting ini. Dengan setiap lompatan dan langkah, dengan setiap tendangan, daya angkat, dan pukulan, kami berdiri bersama dengan putra dan putri kami yang berada di garis depan, dan kami terus menuntut pembebasan segera para sandera yang ditawan oleh Hamas," tutur Herzog.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar