Search This Blog

Wajah Taylor Swift Diedit ke Foto Vulgar Pakai AI, Gedung Putih Buka Suara

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Wajah Taylor Swift Diedit ke Foto Vulgar Pakai AI, Gedung Putih Buka Suara
Feb 11th 2024, 12:05, by Judith Aura, kumparanWOMAN

Taylor Swift menghadiri Grammy Awards ke-66 di Los Angeles, California, Amerika Serikat, Minggu (4/2/2024). Foto: Mario Anzuoni/REUTERS
Taylor Swift menghadiri Grammy Awards ke-66 di Los Angeles, California, Amerika Serikat, Minggu (4/2/2024). Foto: Mario Anzuoni/REUTERS

Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) kembali menunjukkan sisi berbahayanya. Taylor Swift, musisi ternama asal Amerika Serikat, baru-baru ini menjadi korban manipulasi foto menggunakan AI alias deepfake. Wajah Taylor Swift dimanipulasi ke dalam foto-foto vulgar.

Dikutip dari Daily Mail, foto-foto palsu Taylor Swift itu diunggah ke situs bernama Celeb Jihad. Tak lama setelahnya, foto vulgar tersebut tersebar di berbagai platform media sosial, mulai dari X (dulu Twitter) hingga Facebook dan Instagram.

Dalam foto manipulasi tersebut, Taylor Swift terlihat melakukan aksi seksual sembari mengenakan memorabilia tim futbol Kansas City Chief. Taylor Swift dikabarkan berencana untuk membawa kasus ini ke jalur hukum.

Ilustrasi foto vulgar yang dibuat pakai AI. Foto: Frans Mateus Situmorang/kumparan
Ilustrasi foto vulgar yang dibuat pakai AI. Foto: Frans Mateus Situmorang/kumparan

"Mengenai apakah tindak hukum akan ditempuh atau tidak, saat ini hal tersebut masih dipertimbangkan. Namun, satu hal yang sudah jelas adalah foto-foto palsu yang dimanipulasi lewat AI itu kejam, ofensif, eksploitatif, dan dilakukan tanpa persetujuan atau sepengetahuan Taylor," ucap seorang sumber anonim, sebagaimana dilansir Daily Mail.

"Akun Twitter yang mengunggah foto tersebut tidak lagi ada. Sungguh mengejutkan, platform media sosial tersebut mengizinkan foto-foto tersebut tersebar. Foto-foto itu harus dihapus dan tidak boleh disebarkan oleh siapa pun," lanjutnya.

Sumber tersebut mengatakan, keluarga, sahabat, dan para fans Taylor sangat murka akibat foto manipulasi tersebut.

Kabar tidak mengenakkan ini pun sampai di telinga Gedung Putih. Pemerintah Amerika Serikat tidak tinggal diam dan langsung merespons tindak pelecehan siber ini dengan tegas. Dilansir ABC, Juru Bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre menekankan bahwa Kongres AS harus mengambil tindak legislatif untuk mengatur penggunaan AI.

Taylor Swift  menghadiri ajang Grammy Awards Ke-65 di Los Angeles, California, Amerika Serikat, Minggu (5/2/2023).   Foto: David Swanson/REUTERS
Taylor Swift menghadiri ajang Grammy Awards Ke-65 di Los Angeles, California, Amerika Serikat, Minggu (5/2/2023). Foto: David Swanson/REUTERS

"Kami khawatir dengan laporan dari penyebaran foto-foto manipulasi tersebut. Meskipun perusahaan-perusahaan media sosial mengambil keputusan independen terkait pengelolaan konten, kami percaya bahwa mereka memiliki peranan penting dalam menegakkan aturan mereka sendiri dalam mencegah misinformasi dan foto-foto intim orang asli yang disebarkan tanpa persetujuan," lanjut Karine.

Operator situs penyebar foto tersebut diminta untuk segera diinvestigasi. Platform media sosial X dikabarkan telah menghapus akun-akun yang menyebarkan foto deepfake tersebut.

Perempuan Korban Utama Manipulasi AI

Dilansir Independent, perempuan menjadi korban yang paling dirugikan oleh teknologi manipulasi foto dengan AI ini. Banyak perempuan yang foto-fotonya disunting ke dalam video atau foto-foto yang berbau pornografi dengan tujuan untuk mempermalukan korban, menunjukkan kuasa atas mereka, hingga sebagai bentuk pembalasan dendam atau revenge porn.

Ilustrasi Revenge Porn. Foto: GNT STUDIO/Shutterstock
Ilustrasi Revenge Porn. Foto: GNT STUDIO/Shutterstock

Anggota DPR Amerika Serikat Joe Morelle mengungkapkan, undang-undang untuk memidanakan mereka yang menyebarkan foto deepfake berbau pornografi harus segera diperjuangkan.

"Foto-foto ini memang palsu, tetapi dampaknya sangat nyata. Deepfake terjadi pada perempuan di mana-mana setiap harinya, dalam dunia kita yang sudah sangat didigitalisasi ini. Ini adalah waktunya untuk menghentikan tindakan ini," ucap Joe Morelle, dilansir Associated Press.

Media files:
01hnvhp1nxrmp48k75ra3t6jme.jpg (image/jpeg)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar