Banyak orang beranggapan bahwa ayah cenderung lebih sayang pada anak perempuan ketimbang anak laki-laki. Tapi benarkah anggapan tersebut?
Untuk mengetahui kebenarannya, sejumlah peneliti dari Emory University School of Medicine di Atlanta, AS, meneliti perilaku sejumlah ayah di negara tersebut. Saat mengisi survei, kebanyakan para ayah mengaku tidak memperlakukan anak mereka secara berbeda, apa pun gendernya.
Namun ternyata ada hasil yang berbeda saat tim meneliti lebih lanjut menggunakan alat. Seperti apa hasilnya?
Penjelasan soal Riset Cara Ayah Merespons Anak Perempuan dan Laki-laki
Dikutip dari Live Science, ternyata para peneliti menemukan bahwa ayah yang memiliki anak perempuan menggunakan bahasa yang berbeda dan menunjukkan tingkat perhatian yang berbeda terhadap kebutuhan anak perempuannya dibandingkan dengan ayah yang memiliki anak laki-laki. Selain itu, respons otak mereka terhadap gambar anak-anaknya berbeda dengan respons otak ayah yang memiliki anak laki-laki, menurut temuan yang dipublikasikan di jurnal Behavioral Neuroscience.
"Temuan ini menunjukkan bahwa perbedaan perilaku ayah berdasarkan gender tampaknya terlihat ketika anak-anak masih sangat muda," kata penulis utama studi Jennifer Mascaro, asisten profesor kedokteran keluarga dan pencegahan di Emory University School of Medicine di Atlanta.
Para ayah dalam penelitian ini memiliki anak berusia antara 1-3 tahun. Untuk mengamati interaksi nyata antara ayah dan balita, para peneliti mengambil sampel 52 pria berusia 21-55 tahun yang tinggal di Atlanta dan memiliki putra atau putri berusia 1-3 tahun. Sebanyak 30 ayah memiliki anak perempuan, dan sisanya memiliki anak laki-laki.
Setiap ayah diberi alat perekam yang dikenakan di ikat pinggangnya pada suatu hari kerja dan satu hari pada akhir pekan. Perangkat tersebut diprogram untuk merekam potongan suara berdurasi 50 detik setiap 9 menit. Namun baik ayah maupun anaknya tidak dapat mengetahui kapan perangkat tersebut benar-benar merekam.
"Orang-orang berperilaku sangat natural saat memakai alat perekam, karena mereka tidak tahu kapan alat itu aktif atau tidak," kata Mascaro.
Para peneliti mendapatkan total 2 jam suara dari masing-masing ayah. Mereka menyalin rekaman tersebut, dan mengevaluasi perhatian , perilaku, dan bahasa, yang digunakan para ayah saat berinteraksi dengan putra atau putri mereka.
Perbedaan Gender
Penelitian ini menemukan bahwa ayah yang memiliki anak perempuan lebih banyak bernyanyi untuk anak perempuannya dibandingkan ayah yang memiliki anak laki-laki. Ketika berbicara dengan anak-anak mereka, ayah dari anak perempuan lebih banyak menggunakan bahasa yang berhubungan dengan kesedihan, seperti "menangis", "sedih", "air mata", dan "kesepian". Serta lebih banyak bahasa yang merujuk pada tubuh, seperti "perut" dan "kaki" pada anak laki-laki.
Selain itu, para ayah menggunakan kata-kata yang lebih analitis, seperti "lebih banyak" dan "lebih baik", ketika berbicara dengan anak perempuan mereka dibandingkan dengan kata-kata yang digunakan ayah dengan anak laki-lakinya. "Kata-kata seperti itu bisa memfasilitasi perkembangan bahasa yang lebih kompleks," kata Mascaro.
Di sisi lain, ayah yang mempunyai anak laki-laki lebih banyak menggunakan kata-kata yang berorientasi pada prestasi – seperti "menang", "bangga", dan "terbaik" – dan mereka terlibat dalam permainan fisik, seperti menggelitik atau menggoyang-goyangkan anak laki-lakinya.
Dalam hal perhatian, menurut temuan penelitian, ayah yang memiliki anak perempuan lebih responsif terhadap kebutuhan anak mereka dibandingkan ayah yang memiliki anak laki-laki.
Para ayah itu juga menjalani pemindaian otak (MRI) saat diperlihatkan gambar anak-anak perempuan mereka dengan ekspresi yang berbeda. Saat ditunjukkan gambar dengan ekspresi bahagia, ayah memiliki respons saraf yang lebih kuat di area otak yang penting untuk penghargaan dan pengaturan emosi, dibanding saat ditunjukkan ekspresi lain anak perempuannya.
Sebaliknya, otak ayah dengan anak laki-laki memiliki respons yang lebih kuat terhadap ekspresi netral anak laki-laki dibandingkan ekspresi lainnya.
"Ayah mungkin lebih memperhatikan ekspresi netral anak laki-lakinya karena kurang jelas apa yang dirasakan anak laki-lakinya, sehingga mereka mungkin perlu lebih banyak membaca yang tersirat untuk memahaminya," kata Mascaro.
Alasan Perbedaan Respons Ayah pada Anak Perempuan dan Laki-laki
Menurut Mascaro, salah satu penjelasan yang mungkin mengapa ayah memiliki respons emosional dan perilaku yang berbeda terhadap anak-anak mereka adalah berdasarkan faktor biologis, yang berarti bahwa laki-laki dapat terprogram untuk merespons secara berbeda terhadap putra dan putrinya.
"Namun kemungkinan lainnya adalah adanya norma-norma sosial, budaya dan gender tentang bagaimana ayah harus berinteraksi dengan anak perempuan dan laki-laki," katanya.
Penelitian ini mengamati ayah dari satu bidang saja. Bisa jadi perbedaan perilaku ini berasal dari penjelasan biologis dan budaya. Dengan kata lain, kata Mascaro, mungkin ada perbedaan kecil dalam cara anak laki-laki dan perempuan berperilaku, yang kemudian menyebabkan ayah lebih mendorong perilaku tersebut pada anak-anak mereka, sehingga meningkatkan perilaku tersebut pada anak-anak.
Para peneliti mengatakan mereka tidak dapat mengaitkan temuan ini dengan hasil jangka panjang apa pun pada anak-anak, seperti perkembangan sosial, emosional, atau intelektual anak-anak.
"Namun, fakta bahwa perbedaan perilaku ayah terhadap putra dan putrinya muncul sejak dini adalah penting dalam membantu peneliti memahami bagaimana peran gender dikembangkan dan diperkuat," tutup Mascaro.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar