Search This Blog

Studi: Sakit Pada Pria Bisa Sedikit Berkurang saat Diperiksa Dokter Wanita

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Studi: Sakit Pada Pria Bisa Sedikit Berkurang saat Diperiksa Dokter Wanita
Nov 17th 2023, 10:05, by Kevin S Kurnianto, kumparanSAINS

Ilustrasi dokter wanita. Foto: Have a nice day Photo/Shutterstock
Ilustrasi dokter wanita. Foto: Have a nice day Photo/Shutterstock

Menjalani prosedur medis bisa dibilang bukanlah hal yang menyenangkan. Namun bagi para pria, beberapa dari mereka merasakan sedikit rasa 'agak mendingan' dari rasa sakit yang dialami pria saat dirawat dokter wanita.

Para ahli dari Universitas Lund di Swedia, bereksperimen pada beberapa pasien laki-laki. Mereka distimulasi dengan gelombang laser pendek di bagian lengkungan kaki mereka.

Peserta laki-laki yang dirawat oleh dokter wanita memiliki ambang rasa sakit lebih tinggi ketimbang dokter pria. Padahal baik dokter pria maupun wanita menggunakan seragam dokter dan prosedur pemeriksaan yang sama.

Tes dilakukan dua kali: satu kali dengan dokter pria dan satu kali dengan dokter wanita. Tim menemukan pasien laki-laki dapat menahan lebih banyak rasa sakit jika diperiksa oleh wanita.

Hal yang sama juga dirasakan pada pasien perempuan. Mereka merasa sedikit lebih baik saat dirawat dokter wanita.

Tim juga melakukan eksperimen lain. Kali ini melibatkan 245 pasien di tiga bangsal rumah sakit berbeda. Pasien ditanya tentang rasa sakit yang mereka alami segera setelah operasi.

Ilustrasi dokter wanita. Foto: Photoroyalty/Shutterstock
Ilustrasi dokter wanita. Foto: Photoroyalty/Shutterstock

Laki-laki mengaku rasa sakit mereka sedikit berkurang saat dirawat perempuan. Namun, ada beberapa kasus di mana pasien akan merasa sama saja baik ia dirawat tenaga medis pria atau wanita.

Situasi itu misalnya sang pasien benar-benar merasa sakit akibat kondisi medis yang diderita dan membutuhkan obat pereda nyeri.

"Bagi masing-masing pasien, ini dapat menjadi (persoalan tersendiri), mengingat perbedaan rasa sakit yang paling besar adalah ketika rasa sakitnya sangat parah dan pasien mulai meminta pereda nyeri," kata peneliti, Anna Engskov, seorang konsultan anestesiologi dan perawatan intensif dilansir Daily Mail.

Pengawas penelitian, Profesor Jonas Åkeson, dari Rumah Sakit Skåne di Malmö, Swedoa mengatakan bahwa ini merupakan temuan baru.

"Memasukkan perspektif gender saat evaluasi rasa sakit diharapkan dapat berkontribusi pada perawatan pasien dan pengobatan rasa sakit yang lebih baik, di kemudian hari."

Penelitian ini dipublikasikan di jurnal Biology of Sex Differences, BMC Anesthesiology dan German Medical Science.

Media files:
01hfbqmjsqv3y7drhd42bwpnjb.jpg (image/jpeg)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar