Sep 24th 2023, 17:54, by Angga Sukmawijaya, kumparanBISNIS
Perdana Menteri Thailand, Srettha Thavisin, mengatakan negaranya diperkirakan akan menerima investasi setidaknya USD 5 miliar atau setara Rp 76,87 triliun dari Tesla, Google dan Microsoft (asumsi kurs Rp 15.375 per dolar).
"Tesla akan mempertimbangkan fasilitas manufaktur kendaraan listrik. Microsoft dan Google sedang mempertimbangkan pusat data," kata Srettha tanpa merinci apakah USD 5 miliar itu investasi gabungan atau masing-masing perusahaan, dikutip dari Reuters, Minggu (24/9).
Tesla, Google, dan Microsoft tidak segera mengomentari pernyataan tersebut. Srettha telah berbicara dengan CEO Tesla Elon Musk minggu lalu tentang sektor kendaraan listrik. Thailand sebagai pusat perakitan mobil terbesar keempat di Asia telah menawarkan insentif kepada pembuat kendaraan listrik dan baterai, serta pemotongan pajak kepada pembeli kendaraan listrik lokal agar menjadi pusat otomotif regional.
Srettha juga mengadakan pembicaraan dengan para eksekutif perusahaan awal pekan ini, di mana ia menghadiri Majelis Umum sebelum berbicara pada wartawan di Bangkok.
Investasi asing akan menjadi pendongkrak ekonomi Thailand yang lesu, bakal tumbuh sebesar 2,8 persen tahun ini. Pertumbuhan ekonomi tersebut lebih rendah dari proyeksi sebelumnya karena ekspor yang melemah.
Bagaimana dengan nasib Indonesia yang digadang-gadang bakal menjadi lokasi investasi Tesla berikutnya?
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menceritakan hasil pertemuan dengan CEO Tesla Elon Musk pada awal Agustus 2023 Kurang lebih dua setengah jam, mereka berdiskusi tentang Tesla yang sedang menunda investasi di negara mana pun.
Dari pernyataan Elon Musk, Luhut menyampaikan bahwa pihak Elon Musk sedang khawatir dengan kelebihan produksi. Dengan begitu, Tesla akan menahan produksi mobil listrik hingga 1-2 tahun ke depan.
"Saya bilang kita enggak apa-apa. Maksud saya, jika kamu (Elon Musk) tidak bisa berinvestasi di Indonesia untuk sesaat, tidak masalah. Karena kalau investasi di Meksiko mereka tahan untuk sementara, karena produksinya kalau tidak salah seperti tiga juta (mobil) hari ini tapi pasar hanya bisa menyerap 1,8 juta mobil," kata Luhut dalam Bloomberg CEO Forum of ASEAN di Hotel Fairmont, Rabu (6/9).
Dengan kelebihan produksi, kata Luhut, Tesla tidak ingin mengeluarkan biaya yang lebih mahal. Luhut juga menyebut Elon Musk datang ke Indonesia pada Oktober 2023 setelah ada kesepakatan tentang Starlink.
"Ya, lagi negosiasi Starlink kalau beres ya ditata, saya belum cek nanti saya cek," tutur Luhut saat ditemui di Hotel Pullman Central Park, Selasa (19/9).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar