Search This Blog

Mau Mendaki Gunung Bareng Anak? Yuk, Simak Dulu 7 Tipsnya

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Mau Mendaki Gunung Bareng Anak? Yuk, Simak Dulu 7 Tipsnya
Sep 24th 2023, 12:50, by Gitario Vista Inasis, kumparanTRAVEL

Ilustrasi anak mendaki gunung bareng orang tua. Foto: zhukovvvlad/Shutterstock
Ilustrasi anak mendaki gunung bareng orang tua. Foto: zhukovvvlad/Shutterstock

Belum lama ini viral di media sosial orang tua yang membawa anaknya yang masih berusia 2 tahun mendaki Gunung Kerinci. Video itu pun menuai pro dan kontra.

Sebenarnya, bisakah kita membawa anak yang masih kecil untuk mendaki gunung? Jawabannya adalah bisa.

Ketua Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia, Rahman Mukhlis, mengatakan bahwa orang tua bisa mengajak naik gunung, asal usia si anak sudah terpenuhi.

Menurutnya, anak-anak baru bisa diajak mendaki gunung jika mereka sudah menginjak usia tiga tahun. Itu pun mereka tidak boleh langsung diajak mendaki gunung dengan medan yang ekstrem dan sulit.

Ketua Umum Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia, Rahman Mukhlis saat Weekly Brief with Sandi Uno yang digelar di Gedung Sapta Pesona, Kemenparekraf pada Senin (18/9). Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
Ketua Umum Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia, Rahman Mukhlis saat Weekly Brief with Sandi Uno yang digelar di Gedung Sapta Pesona, Kemenparekraf pada Senin (18/9). Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan

"Kalaupun balita seminim-minimnya ajak anak-anak mendaki gunung itu 3 tahun. Karena menurut parameter yang saya pelajari dari ilmu kesehatan dan psikologi perkembangan anak, kalau 3 tahun itu, kan, sudah bisa mengeluh panas, dingin, capek, lelah, laper, gitu, kan," kata Rahman, saat ditemui kumparan beberapa waktu lalu.

Selain usia yang cukup, kamu juga harus memastikan si anak dilengkapi dengan peralatan yang memadai. Ketika semuanya sudah terpenuhi, barulah kamu bisa mendaki bareng si anak.

Namun, enggak hanya itu saja, ada beberapa tips yang harus kamu perhatikan sebelum mendaki bareng anak. Apa saja? Berikut ulasannya!

1. Pilih Medan yang Ringan

Ilustrasi anak mendaki gunung bareng orang tua. Foto: YanLev Alexey/Shutterstock
Ilustrasi anak mendaki gunung bareng orang tua. Foto: YanLev Alexey/Shutterstock

Kurangi ego asal aman dan nyaman, kamu direkomendasikan untuk mendaki gunung dengan medan yang ringan. Mendaki gunung bersama anak tentu berbeda dengan saat sendirian.

Untuk itu, Rahman mengimbau untuk memilih gunung dengan ketinggian di bawah 2.000 meter di atas permukaan laut (mdpl).

"Kalau mau bawa anak, kita harus melihat medannya dulu. Jadi, ya ke tempat-tempat camping ground, area kaki gunung, desa-desa, bukit-bukit, itu bisa jadi tempat pengenalan. Ketinggiannya tentu di bawah 2.000 mdpl, itu bisa kita jadikan pilihan," ujar Rahman.

2. Pilih Gunung Tak Lebih dari 2.000 Mdpl

Kepadatan tenda di gunung Prau Foto: Muhammad Abdurrasyid/kumparan
Kepadatan tenda di gunung Prau Foto: Muhammad Abdurrasyid/kumparan

Di Indonesia, ada beberapa gunung yang ramah untuk anak. Gunung-gunung tersebut bisa kamu temui di Pulau Jawa dan juga pulau lainnya.

"Pasti setiap daerah punya (gunung) di bawah 2.000 mdpl atau bukit-bukit buat pengenalan. Di Jawa Tengah kita ada Gunung Andong, Gunung Prau di Dieng, itu kan memang masih 2.000 mdpl, kemudian ringan medannya," tutur Rahman.

3. Siapkan Peralatan yang Lengkap

Ilustrasi anak mendaki gunung bareng orang tua. Foto: Aleksey Matrenin/Shutterstock
Ilustrasi anak mendaki gunung bareng orang tua. Foto: Aleksey Matrenin/Shutterstock

Selain memilih gunung dengan medan yang ringan, kamu juga harus mempersiapkan peralatan yang lengkap, agar kegiatan mendakimu bersama anak bisa berjalan menyenangkan. Kamu harus menyiapkannya mulai dari atas kepala hingga ujung kaki.

"Kita juga harus well prepared, pakaian, perlengkapan dari atas kepala sampai ujung kaki, itu harus benar-benar lengkap dan hangat saat di kondisi dingin," kata Rahman.

Tak hanya itu, jangan lupa siapkan perbekalan yang cukup saat hendak mendaki gunung.

"Apalagi anak-anak makannya masih rewel enggak kayak kita, jadi harus benar-benar diperhatikan makanannya," imbuhnya.

4. Cek Kesehatan Anak

Ilustrasi orang tua mendaki bersama anak. Foto: Shutter Stock
Ilustrasi orang tua mendaki bersama anak. Foto: Shutter Stock

Berikutnya, jangan lupa untuk mengecek kondisi kesehatan anakmu, ya. Jangan memaksakan kehendak, kalau anakmu sedang tidak enak badan atau kurang fit.

"Pastikan dalam kondisi sehat jangan pas lagi sakit atau kurang enak badan," ujar Rahman.

Kemudian, jangan lupa juga persiapkan fisik anakmu. Kamu bisa melatih fisik, sepertu berjalan kaki agar fisik anakmu terbiasa.

5. Waktu Mendaki yang Ideal

Ilustrasi anak mendaki gunung bareng orang tua. Foto: kapinon.stuio/Shutterstock
Ilustrasi anak mendaki gunung bareng orang tua. Foto: kapinon.stuio/Shutterstock

Dua hari satu malam adalah waktu yang ideal untuk mendaki bareng anak. Enggak perlu ngoyo untuk ke puncak, karena yang terpenting adalah perjalananmu di alam bersama si anak.

"Maksimal dua hari satu malam pendakiannya. Kalau sehari nginapnya di hotel, yang penting satu harinya lagi dia jalan menikmati udara yang segar. Nanti kalau sudah agak besar dan siap naik gunung yang tinggi-tinggi, baru ditambah durasinya," ujar Rahman.

6. Gunakan Jasa Pemandu

Orang dewasa saja masih memerlukan pemandu atau teman mendaki gunung. Aturan ini juga berlaku saat harus membawa anak kita mendaki gunung.

Sebab, dengan adanya pemandu, kamu bisa lebih aman saat mendaki, karena ada orang yang lebih tahu dengan kondisi alam sekitar.

"Kemudian yang terpenting gunakan pendampingan dari yang kompeten dan pengalaman, kalau bapak ibunya pendaki, kan bagus. Kalau enggak jasa profesional banyak tour and travel, porter, guide, itu sangat penting sekali buat mendampingi, jangan sendiri," tutur Rahman.

7. Perhatikan Kondisi Cuaca

com-Ilustrasi seseorang mendaki gunung Foto: Shutterstock
com-Ilustrasi seseorang mendaki gunung Foto: Shutterstock

Terakhir, kamu wajib memperhatikan kondisi cuaca sebelum mendaki. Hindari mendaki gunung di musim hujan, karena selain medan yang sulit, ada bahaya yang mungkin mengintai, seperti tanah longsor dan petir.

Pilihlah waktu musim kemarau, karena medannya tidak terlalu licin dan pemandangannya pun akan lebih indah.

Media files:
01hav0gbj6h0vsvxmprkkj1gj6.jpg (image/jpeg)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar