Menlu Thailand Don Pramudwinai menyebut Indonesia tidak tahu apa-apa mengenai Myanmar. Komentar Don direspons oleh Kemlu RI.
Staf Khusus Menteri Luar Negeri untuk Diplomasi Kawasan, Ngurah Swajaya, mempersilakan Don berkomentar. Namun, Indonesia telah melakukan banyak dialog untuk membantu mencari solusi krisis di Myanmar.
"Silakan saja itu judgment dia. Semua negara anggota ASEAN mendukung (upaya kita)," kata Ngurah di sela rangkaian pertemuan antar menteri ASEAN di Jakarta pada Jumat (14/7).
Ngurah memastikan Indonesia juga melakukan engagement dengan berbagai pemangku kepentingan di Myanmar. Namun, upaya Indonesia dilakukan lewat cara quiet diplomacy.
Ngurah menyebut, quiet diplomacy diambil lantaran Indonesia tahu masalah Myanmar adalah persoalan kompleks, sudah berlangsung tujuh dekade. Sehingga diplomasi dengan cara itu ditujukan untuk membangun kepercayaan dari seluruh pemangku kepentingan di Myanmar.
Menlu Thailand pada Kamis kemarin menyinggung, bahwa Indonesia tidak mengetahui situasi sehari-hari di Myanmar, demi menjustifikasi tindakannya mengundang junta militer Myanmar ke pertemuan informal menteri luar negeri ASEAN di Pattaya, Thailand, pada Juni lalu.
Don mengaku telah mengundang Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi untuk juga menghadiri pertemuan tersebut, tetapi pemerintah Indonesia memutuskan absen.
"Seperti Indonesia, Anda berada jauh dari Myanmar — Anda tidak tahu apa yang terjadi setiap harinya di sana (Myanmar)," ungkap Don.
Namun, sambung Don, negara-negara yang berbagi perbatasan langsung dengan Myanmar adalah pihak paling terdampak krisis politik dan kemanusiaan akibat kudeta militer yang telah berlangsung lebih dari dua tahun itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar