Kondisi jemaah haji yang sakit bisa dipantau oleh keluarga di tanah air melalui aplikasi telejemaah. Foto: Dok. Istimewa
Hingga hari ke-51 penyelenggaraan kesehatan haji tahun ini, masih terdapat 186 jemaah yang sakit dan dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS), baik di Makkah maupun Madinah. Ternyata, kondisi jemaah yang sakit tersebut bisa dipantau oleh keluarga dari tanah air, lewat aplikasi telejemaah.
Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi 2023 dr. M. Imran mengatakan, keluarga di tanah air bisa melakukan pemantauan melalui update kondisi jemaah haji sakit yang dilakukan visitasi setiap hari oleh tim visitasi dari Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI).
Hasil visitasi yang dilakukan oleh tim setiap harinya akan diinput ke Sistem Komputerisasi Haji Terpadu Bidang Kesehatan (Siskohatkes) yang terkoneksi datanya dengan aplikasi telejemaah.
"Tim visitasi dari KKHI setiap hari melihat langsung kondisi jemaah haji yang dirawat di RSAS dan melakukan update data harian melalui aplikasi Siskohatkes dan terkoneksi langsung ke aplikasi telejemaah," ungkap Imran dalam keterangannya, Sabtu (15/7).
Aplikasi telejemaah merupakan inovasi yang telah digunakan di dua tahun terakhir penyelenggaraan haji. Aplikasi telejemaah memuat informasi kesehatan dari seluruh jemaah haji sesuai nomor porsi.
Lebih lanjut, dr. Imran menerangkan bahwa pihak KKHI menerima banyak pertanyaan baik dari keluarga di tanah air maupun tenaga kesehatan haji kloter (TKHK) mengenai kondisi jemaah haji sakit yang dirawat di RSAS. Oleh karenanya, aplikasi telejemaah ini dilengkapi dengan menu riwayat pemeriksaan yang di dalamnya akan memuat kondisi terkini yang diperoleh melalui kegiatan visitasi setiap harinya.
"Kami menerima banyak pertanyaan dari keluarga yang khawatir dengan kondisi jemaah haji terutama yang sakit dan dirawat di RSAS. Untuk itu kami sarankan keluarga jemaah haji untuk pantau melalui aplikasi telejemaah," ucap dr. Imran.
Kondisi jemaah haji yang bisa dipantau oleh keluarga di tanah air melalui aplikasi telejemaah. Foto: Dok. Istimewa
Aplikasi telejemaah tersedia di playstore sehingga memudahkan bagi jemaah maupun keluarga untuk melakukan instal di ponsel berbasis android. Setelah instalasi aplikasi, keluarga dapat memasukkan nomor porsi dari jemaah terkait dan melakukan pemantauan melalui menu riwayat pemeriksaan.
Menu riwayat pemeriksaan ini mencakup seluruh histori jemaah haji sakit yang mendapatkan perawatan di KKHI, Poskes, hingga RSAS selama penyelenggaraan ibadah haji. Melalui menu ini juga, keluarga dapat mengetahui update harian kondisi jemaah haji sakit di RSAS yang meliputi kondisi terkini jemaah, status perawatan hingga diagnosis dari dokter penanggung jawab di RSAS.
Imran menjelaskan bahwa jika dalam informasi alasan keluar menunjukkan "SEHAT" artinya jemaah haji tersebut sudah keluar dari perawatan fasilitas kesehatan. Namun jika informasi alasan keluar menunjukkan "NONE" artinya jemaah haji sakit masih dirawat inap.
"Keluarga dapat melakukan update pemantauan melalui menu riwayat pemeriksaan yang memuat info seperti kondisi terkini jemaah, status perawatan di RSAS, hingga diagnosis dari dokter penanggung jawab di RSAS. Keluarga juga bisa melihat apakah jemaah haji masih dirawat di RS atau sudah keluar melalui informasi alas an keluar," katanya.
Selain itu juga, menu riwayat pemeriksaan memuat informasi jika jemaah haji wafat. Dalam hal ini, menu ini akan memberikan informasi mengenai penyebab kematian hingga lokasi pemakaman.
"Bila jemaah haji dinyatakan wafat, update kondisinya juga akan terlapor juga di dalam aplikasi telejemaah melalui menu riwayat perawatan," tutur dr. Imran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar