Maha Menteri atau Patih, Kanjeng Gusti Panembahan Tedjowulan, menggelar rapat internal kerabat Keraton Surakarta di Sasana Handrawina, Kamis (13/11/2025). Foto: Dok. kumparan
Maha Menteri atau Patih, Kanjeng Gusti Panembahan Tedjowulan, menggelar rapat internal kerabat Keraton Surakarta di Sasana Handrawina, Kamis (13/11).
Hasil rapat internal tersebut mengukuhkan putra sulung PB XIII, KGPH Mangkubumi, sebagai Pakoe Buwono (PB) XIV.
Rapat internal keluarga dihadiri keluarga PB XII dan PB XIII, yakni
Sementara itu, keluarga pendukung KGPAA Purbaya sebagai PB XIV absen dan tidak mengikuti rapat internal tersebut.
Putra PB XII, GPH Suryo Wicaksono, mengatakan pihaknya adalah salah satu yang menghadiri undangan Patih. Rapat dimulai dengan pembacaan surat Kementerian Kebudayaan tanggal 10 November 2025 dan Kemendagri tanggal 21 April 2017 oleh Gusti Wandansari, di depan para sentono dan putri wayah PB XII serta satu putra PB XIII.
"Pada rapat internal ini pelantikan putranya tertua PB XIII yaitu Gusti Mangkubumi sebagai pangeran patih atau raja," ujar GPH Suryo.
Maha Menteri atau Patih, Kanjeng Gusti Panembahan Tedjowulan, menggelar rapat internal kerabat Keraton Surakarta di Sasana Handrawina, Kamis (13/11/2025). Foto: Dok. kumparan
Ia mengatakan pada penobatan PB XIV yang disaksikan para sentono, kerabat PB XII, dan para sesepuh keraton terjadi geger. Di mana putri sulung PB XIII, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Timoer Rumbai Kusuma Dewayani, mendatangi lokasi acara dan menyebut acara ini bertentangan dengan komunikasi sebelumnya.
"Penobatan Gusti Mangkubumi sebagai PB XIV terjadi geger. GKR Rumbai mendatangi lokasi acara, menyebut acara ini bertentangan komunikasi yang sebelumnya dilakukan," kata dia.
Dia menambahkan, saat ini masih terjadi perdebatan antara Gusti Rumbai dan Gusti Moeng. Ia pun memilih meninggalkan acara tersebut karena tidak ingin terjadi konflik internal.
"Saya mengundurkan diri dulu. Saat ini masih terjadi perdebatan antara Gusti Rumbai dan Gusti Moeng terkait penobatan Gusti Mangkubumi sebagai PB XIV," pungkasnya.
Tak Hadiri Jumenengan PB XIV Purbaya
Maha Menteri atau Patih, Kanjeng Gusti Panembahan Tedjowulan, menggelar rapat internal kerabat Keraton Surakarta di Sasana Handrawina, Kamis (13/11/2025). Foto: Dok. kumparan
Adik PB XIII, GRAy Koes Moertiyah Wandansari atau Gusti Moeng, mengatakan pihaknya menginginkan agar semua kerabat keraton bersatu dan melupakan kejadian konflik sebelumnya.
"Setelah ini kami akan berembuk lagi menata semacam kabinet agar bisa menjalankan kegiatan setiap harinya. Kita sama-sama niat menyatukan keluarga dan melestarikan keraton. Gusti Tedjo sebagai sesepuh. Jadi apa yang kita lakukan melibatkan beliau untuk koordinasi pemerintah karena beliau ditugaskan pemerintah untuk bisa nyambung LDA (Lembaga Dewan Adat) dan kerabat," ujar Gusti Moeng.
Dia mengaku kaget atas penobatan Gusti Purbaya sebagai PB XIV dan tidak akan menghadiri jumenengan.
"Penobatan PB XIV Purbaya, yang mana kami sendiri kaget dengan kejadian waktu menutup peti PB XIII tiba-tiba melangkah mengukuhkan diri," kata dia.
Dia menegaskan berdasarkan paugeran, jika raja tidak punya permaisuri, berarti anak laki-laki tertua yang menjadi PB XIV. LDA sendiri tidak mengakui PB XIII punya permaisuri BRAy Asih Winarni (ibu Purbaya).
"Dan itu sudah ditekankan acuan dijadikan paugeran, bahwa kalau tidak punya permaisuri, ya sudah anak laki-laki tertua. Tapi memang direkayasa keluarga sana, seakan-akan (PB XIII) ada permaisuri, terus ada surat wasiat, ada pengangkatan adipati anom (Purbaya) sebelumnya. Ini baru akan kita kaji secara hukum," kata dia.
Dia menegaskan pihaknya membiarkan mereka tetap menggelar jumenengan. Sementara itu, jumenengan Gusti Mangkubumi sebagai PB XIV dilaksanakan setelah 40 hari atau 100 hari PB XIII wafat.
"Ya biar aja dia mau jalan. Saya tetap berpegang pada 40 hari atau 100 hari. Tidak mungkin hadiri jumenengan," kata dia.
Mangkubumi Berkhianat Kesepakatan Gibran
Maha Menteri atau Patih, Kanjeng Gusti Panembahan Tedjowulan, menggelar rapat internal kerabat Keraton Surakarta di Sasana Handrawina, Kamis (13/11/2025). Foto: Dok. kumparan
Putri sulung PB XIII, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Timoer Rumbai Kusuma Dewayani, mengaku kasihan kepada adiknya Purbaya atas kejadian ini. Acara jumenengan tetap berjalan.
"Acara jumenengan masih berjalan. Saya hanya kasihan Keraton Solo dipecah belah seperti ini seperti mengulang suksesi PB XIII," ujar GKR Timoer.
Dia memastikan persiapan jumenengan mencapai 70 persen. Ia juga mengaku sedih Gusti Mangkubumi berkhianat terhadap kesepakatan keluarga di hadapan Wapres Gibran Rakabuming Raka saat melayat PB XIII pada 2 November.
"Saya sedih Mangkubumi bisa berkhianat pada kami kakak dan adik-adiknya sendiri. Saya sesalkan. Kami sudah bicara sebelumnya di hadapan Gubernur Jateng, Walkot Solo Respati, dan Wapres Gibran. Kami waktu itu bersepakat ini putra mahkota Purbaya (PB XIV). Ketika Gibran datang (Mangkubumi) sampaikan sepakat," kata dia.
Ia menambahkan penobatan Mangkubumi sebagai PB XIV cacat hukum karena tidak mewakili pihak PB XIII dan pihaknya tidak diundang dalam rapat rembuk keluarga itu.
"Hanya Mangkubumi yang datang dari pihak PB XIII. Dari wakil keluarga PB XII total ada 23 orang yang hadir cuma 6 orang datang dan 2 orang walkout. Apakah itu sah secara hukum. Silakan Anda nilai sendiri," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar