Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung melakukan peninjauan langsung terhadap kondisi Macan Benggala di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta, Kamis (20/11/2025). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung mengatakan, harimau Sumatera bernama Sri Deli yang tampak kurus dalam video viral, diduga karena rekaman tersebut diambil saat pandemi COVID-19. Ia menyebut kondisi hewan tersebut sudah berbeda dengan sekarang.
Ketika meninjau kondisi Sri Deli langsung di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan pada Kamis (20/11) pagi, Pramono menuturkan adanya kemungkinan keterlambatan pemberian pakan di masa pandemi.
"COVID kan tahun 2021–2022. Saya enggak tahu yang sebenarnya, tetapi mungkin persoalan ketika sedang COVID, orang juga enggak berani untuk keluar beraktivitas dan mungkin makanannya terlambat," ujar Pram saat menjawab pertanyaan wartawan.
Aktivitas Macan Benggala di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta, Kamis (20/11/2025). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Meski begitu, ia kembali menegaskan bahwa ia tidak mengetahui dengan pasti kejadian pada masa tersebut. "Tapi saya enggak tahu tentang hal itu, apa yang terjadi yang sebenarnya," katanya.
Video Diambil Saat COVID-19
Pram mengatakan, laporan yang ia terima menunjukkan rekaman video harimau kurus tersebut bukan kondisi terkini.
"Dan tadi saya mendapatkan laporan kemungkinan video itu diambil ketika COVID kemarin, sehingga kondisinya seperti itu," katanya.
Ia kemudian menjelaskan kondisi terbaru Sri Deli, harimau yang muncul dalam video viral di media sosial belakangan.
Aktivitas Macan Benggala di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta, Kamis (20/11/2025). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
"Sekarang teman-teman sudah melihat sendiri hewan yang sama, harimau yang sama yang diviralkan kondisinya dulu kurus, sekarang sudah gemuk kembali. (Rekaman) itu ditengarai bahwa diambil ketika saat COVID kemarin," kata Pramono.
Menurut laporan petugas Kebun Binatang Ragunan, populasi harimau di Ragunan terdiri dari 18 ekor harimau Sumatera dan 14 ekor harimau Benggala.
Kata Humas Ragunan
Aktivitas Macan Benggala di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta, Kamis (20/11/2025). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Menurut Humas Taman Margasatwa Ragunan, Bambang Wahyudi, harimau di sini mendapat jatah makanan yang cukup setiap harinya.
"Setiap hari. Satu hari satu kali," ucapnya ketika dikonfirmasi kumparan, Kamis (20/11).
Ia menjelaskan komposisi pemberian pakan harimau sudah mengikuti standar, yakni 5,5 kilogram daging untuk harimau Sumatera dan 7,5 kilogram daging untuk harimau Benggala.
"Untuk harimau Sumatera, tiga kilo daging sapi dan dua setengah kilo daging ayam. Untuk Benggala, empat setengah kilo daging sapi dan tiga kilo daging ayam," jelasnya.
Aktivitas Macan Benggala di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta, Kamis (20/11/2025). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Kombinasi itu disebut untuk menjaga napsu makan harimau terjaga.
"Kadang kalau ayam doang atau sapi doang suka bosan," kata Bambang.
Ia juga menjelaskan kenapa porsi pakan harimau Benggala lebih besar dari harimau Sumatera.
"Karena postur Benggala lebih besar dari Sumatera," ungkapnya.
Menurutnya, pemberian pakan yang dilakukan setiap hari membuat kondisi perut harimau terjamin.
"Terjamin lah. Komparasi di alam, harimau Sumatra bisa makan sebulan atau seminggu sekali. Dia dapat rusa, terus kalau kenyang, puasa," tutupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar