Search This Blog

Kisah Claudia, Temukan Jati Diri dalam Perjuangan Melawan Kanker Payudara

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Kisah Claudia, Temukan Jati Diri dalam Perjuangan Melawan Kanker Payudara
Nov 4th 2025, 11:17 by kumparanWOMAN

Kisah Claudia, Temukan Jati Diri dalam Perjuangan Melawan Kanker Payudara. Foto: Instagram @ciacialee
Kisah Claudia, Temukan Jati Diri dalam Perjuangan Melawan Kanker Payudara. Foto: Instagram @ciacialee

Di usia 26 tahun, Claudia, seorang makeup artist asal Surabaya, menemukan benjolan di payudaranya. Awalnya ia tak curiga karena bentuknya hanya seperti tonjolan kecil yang keras. Namun, benjolan itu membesar dengan cepat hingga akhirnya ia memutuskan memeriksakan diri ke dokter di Singapura.

Hasil pemeriksaan menunjukkan hal yang tak pernah ia bayangkan, yaitu kanker payudara stadium IV. Kanker itu sudah menyebar ke paru-paru, kelenjar getah bening, dan tulang. Meskipun sudah menyiapkan mental dengan membaca berbagai informasi, Claudia mengaku tetap kaget. Yang paling mengejutkan baginya adalah saat tahu sel kankernya telah menyebar ke organ lain.

Setelah menjalani tes genetik, dokter menemukan bahwa Claudia memiliki mutasi gen BRCA1, gen yang meningkatkan risiko kanker payudara dan ovarium. Padahal, ia menjalani gaya hidup sehat: tidak merokok, tidak minum alkohol, jarang makan cepat saji, dan rutin berolahraga.

Perjuangan Melawan Kanker

Kisah Claudia, Temukan Jati Diri dalam Perjuangan Melawan Kanker Payudara. Foto: Instagram @ciacialee
Kisah Claudia, Temukan Jati Diri dalam Perjuangan Melawan Kanker Payudara. Foto: Instagram @ciacialee

Claudia menjalani kemoterapi dan operasi pengangkatan payudara kiri (mastektomi). Namun kondisinya sempat menurun setelah melakukan pengobatan di China. Ia sempat mengalami kelumpuhan di tangan kiri akibat sel kanker menekan saraf tulang belakang, dan penyebaran baru muncul di payudara kanan.

Ia tidak menampik bahwa menjalani pengobatan kanker adalah perjuangan berat. Fisiknya melemah, efek samping kemoterapi membuat tubuhnya berubah, dan mentalnya diuji. Namun, di tengah rasa sakit itu, ia belajar untuk tetap optimis dan tidak kehilangan harapan.

Rasa Takut Kehilangan Jati Diri

Setelah menjalani mastektomi, Claudia sempat merasa kehilangan sebagian dari dirinya. "Payudara adalah salah satu aset perempuan. Jadi ketika itu diangkat dan saat itu aku belum menikah, aku merasa jadi perempuan yang tidak utuh," ujarnya.

Perasaan itu diperparah oleh pandangan orang sekitar. Ia merasa kegiatannya dibatasi, bahkan dicap sebagai "orang sakit-sakitan." Claudia sempat bingung menempatkan dirinya di masyarakat, hingga pada satu titik ia lelah dengan semua stigma.

Dukungan yang Menguatkan

Dalam masa-masa sulit, dukungan keluarga dan pasangannya menjadi sumber kekuatan terbesar. Sang kekasih, yang kini menjadi suaminya, selalu mendampinginya sejak awal pengobatan.

"Dia pernah bilang, 'Aku percaya kamu bisa sembuh.' Kalau dia aja percaya, masa aku nggak percaya sama diriku sendiri?" kata Claudia.

Kalimat itu menjadi pengingat penting bagi Claudia untuk terus melangkah. Ia belajar bahwa cinta dan dukungan yang tulus dapat menjadi obat paling ampuh dalam proses penyembuhan.

Menemukan Jati Diri Lewat Dunia Kecantikan

Efek kemoterapi membuat Claudia kehilangan rambut dan mengalami perubahan fisik seperti moon face. Namun hal kecil seperti menemukan wig yang cocok membantu memulihkan rasa percaya dirinya.

"Begitu aku pakai wig yang pas, teman-teman bilang kelihatan natural banget, kayak aku dulu. Dari situ, aku mulai menemukan jati diri lagi," katanya.

Kini Claudia menekuni profesinya sebagai makeup artist. Dunia kecantikan bukan hanya pekerjaan baginya, tapi juga bentuk terapi. Ia merasa bahagia bisa membuat orang lain tampil percaya diri, sekaligus menyembuhkan dirinya sendiri.

Membagikan Harapan untuk Sesama

Melalui media sosial, Claudia kini aktif berbagi cerita dan edukasi soal kanker payudara. Ia berharap kisahnya bisa menjadi semangat bagi perempuan lain yang sedang berjuang.

Bagi Claudia, perjalanan ini bukan sekadar tentang melawan penyakit, tapi tentang menemukan kembali makna hidup.

"Jangan pernah nyerah. Kadang memang rasanya capek, tapi percaya deh, selama kita masih hidup, selalu ada harapan," pesannya.

Media files:
01k96gwshrnrd1z53093x7wsyc.jpg image/jpeg,
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar