Search This Blog

Detik-detik 2 Meteor Hantam Permukaan Bulan Hanya Berselang 2 Hari

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Detik-detik 2 Meteor Hantam Permukaan Bulan Hanya Berselang 2 Hari
Nov 12th 2025, 10:03 by kumparanSAINS

Kilatan cahaya yang diakibatkan hantaman meteor ke permukaan bulan terekam kamera (23/2). Foto: Daichi Fujii/Hiratsuka City Museum
Kilatan cahaya yang diakibatkan hantaman meteor ke permukaan bulan terekam kamera (23/2). Foto: Daichi Fujii/Hiratsuka City Museum

Seorang astronom asal Jepang berhasil merekam peristiwa langka kilatan cahaya di Bulan diduga hantaman meteor sebanyak dua kali hanya dalam dua hari.

Dia adalah Daichi Fujii, kurator bidang astronomi di Museum Kota Hiratsuka, Jepang, memang bukan orang baru dalam hal ini. Ia sudah berulang kali merekam momen meteor menghantam Bulan. Namun, kali ini ia berhasil menangkap dua kilatan cahaya yang berbeda dalam waktu berdekatan.

Peristiwa pertama terjadi pada Kamis, 30 Oktober 2025, pukul 20.33 waktu setempat. Dengan teleskopnya yang mengarah ke Bulan, Fujii merekam kilatan singkat di bagian gelap permukaan Bulan, tanda khas benturan meteor.

Dua hari kemudian, pada Sabtu, 1 November, pukul 20.49 waktu Jepang, ia kembali melihat hal serupa, sebuah meteor lain menghantam Bulan secara langsung.

Ketika meteor masuk ke atmosfer Bumi, sebagian besar akan terbakar dan habis sebelum menyentuh permukaan. Namun Bulan tidak punya atmosfer sama sekali, sehingga setiap batuan luar angkasa yang melintas langsung menghantam permukaannya dengan kecepatan sekitar 27 kilometer per detik atau setara 97.000 km/jam.

Benturan itu menghasilkan kilatan cahaya terang singkat, cukup kuat untuk terlihat dari Bumi menggunakan teleskop, seperti yang berhasil direkam Fujii.

Kalau kita lihat permukaan Bulan malam ini, penuh dengan kawah, itu bukti nyata betapa seringnya Bulan jadi sasaran hantaman benda langit. Menurut perhitungan astronom, Bulan menerima sekitar 20 kali lebih banyak hantaman asteroid dibandingkan Bumi.

Fujii memperkirakan, kedua meteor yang ia tangkap kemungkinan berasal dari hujan meteor Taurid, yang saat ini sedang terjadi di luar angkasa. Ada dua cabang hujan meteor ini, Taurid Utara dan Taurid Selatan.

Menariknya, Taurid Selatan yang dijuluki "Halloween Fireballs" karena muncul di akhir Oktober, mencapai puncaknya pada 2 November. Jadi, sangat mungkin bahwa meteor yang menghantam Bulan itu adalah bagian dari peristiwa tersebut.

Namun, Fujii juga tidak menutup kemungkinan bahwa itu adalah pecahan komet yang tidak terkait, seperti meteor besar yang terbakar di langit Portugal pada 2 November 2025, hanya delapan menit sebelum peristiwa kedua di Bulan.

Dengan mengamati seberapa sering meteor menghantam Bulan, para ilmuwan bisa memahami risiko yang mungkin dihadapi para astronot di masa depan saat menjelajah atau tinggal di sana.

Selain itu, data ini membantu memetakan perubahan frekuensi tumbukan asteroid di tata surya dari waktu ke waktu, penting untuk memahami evolusi permukaan Bulan dan Bumi.

Media files:
01gtv075d6r90e703nfxnfgkkg.png image/jpeg,
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar