Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji dalam konferensi, Senin (3/11/2025). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan indeks harga konsumen (IHK) pada Oktober 2025 menunjukkan inflasi sebesar 0,28 persen dibandingkan bulan sebelumnya (mtm). Sementara secara tahunan (yoy) menunjukkan tingkat inflasi sebesar 2,86 persen.
"Pada Oktober 2025 terjadi inflasi sebesar 0,28 persen secara bulanan atau month to month yang lebih tinggi dibandingkan inflasi September 2025," kata Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji dalam konferensi, Senin (3/11).
Lebih lanjut, Pudji mengatakan terjadi inflasi sebesar 2,10 persen secara tahun kalender. Kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar adalah perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan inflasi 3,05 persen dan andil inflasi sebesar 0,21 persen.
Komponen harga yang diatur pemerintah mengalami inflasi sebesar 0,10 persen, dengan andil inflasi sebesar 0,02 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah sigaret kretek mesin dan tarif angkutan udara.
Pedagang memilah cabai di Pasar Senen, Jakarta, Jumat (20/6/2025). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Kemudian, komponen harga bergejolak mengalami inflasi sebesar 0,03 persen, dengan andil inflasi 0,01 persen. Komoditas penyumbang adalah cabai merah, telur ayam ras, dan daging ayam ras.
"Komponen inti mengalami inflasi sebesar 0,39 persen dengan andil inflasi sebesar 0,25 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi komponen inti adalah biaya kuliah akademi/perguruan tinggi dan emas perhiasan," ungkapnya.
Lebih lanjut, Pudji mencatat 26 provinsi di Indonesia mengalami inflasi, sementara 12 provinsi mengalami deflasi. Adapun total provinsi Indonesia saat ini ada 38 provinsi.
"Deflasi terdalam terjadi di Papua Pegunungan sebesar 0,92 persen. Sementara inflasi terjadi di Banten sebesar 0,57 persen," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar