Tentara Ukraina menembak jatuh rudal Rusia saat asap mengepul dari kota selama serangan rudal Rusia, di tengah serangan Rusia terhadap Ukraina, di Kyiv, Ukraina, Minggu (7/9/2025). Foto: Thomas Peter/REUTERS
Amerika Serikat (AS) meyakini proposal perdamaian Ukraina-Rusia akan diterima oleh kedua negara yang tengah berperang tersebut. Rencana perdamaian itu didukung penuh Presiden AS Donald Trump.
Gedung Putih pada Kamis (20/11) membantah bahwa isi proposal tersebut menguntungkan Rusia dengan memuat banyak tuntutan Moskow.
Sekretaris Pers Karoline Leavitt mengatakan proposal perdamaian itu dikerjakan oleh Utusan khusus Trump, Steve Witkoff, dan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, selama sebulan. Ia bilang Washington telah melakukan percakapan yang baik dengan Rusia maupun Ukraina untuk memahami keinginan mereka.
"Rencana ini masih berlangsung dan terus berubah, tetapi presiden mendukung rencana ini. Ini adalah rencana yang baik bagi Rusia dan Ukraina, dan kami yakin rencana ini akan dapat diterima oleh kedua belah pihak," ujar Leavitt dikutip dari AFP.
"Kami bekerja sangat keras untuk mewujudkannya," ujarnya.
Sebelumnya seorang sumber menyebut proposal perdamaian itu berisi banyak tuntutan Moskow. Di antaranya penyerahan wilayah Ukraina dan angkatan bersenjatanya dipangkas.
Levitt menolak memberikan detail proposal tersebut tetapi membantah bahwa proposal tersebut akan merugikan Ukraina.
Ia menegaskan Presiden Trump berkomitmen untuk mengakhiri perang Ukraina-Rusia, meskipun banyak yang meragukannya.
"Saya tahu ada banyak kritik dan keraguan di luar sana, tetapi saya hanya ingin mengingatkan Anda tentang keberhasilan bersejarah yang dicapai presiden ini dan timnya di Timur Tengah," katanya, merujuk pada gencatan senjata yang rapuh antara Israel dan Hamas di Gaza.
"Kami yakin hal itu mungkin terjadi dengan Rusia dan Ukraina dan kami berharap dan bekerja sangat keras untuk mencapainya," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar