Ledakan dari serangan udara Israel menghantam kamp tenda pengungsian di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Sabtu (19/4/2025). Foto: Hatem Khaled/REUTERS
Tim penyelamat Palestina melaporkan 120 orang tewas dalam serangan Israel di Gaza pada Kamis (15/5). Serangan itu terjadi sejak Kamis pagi.
Dikutip dari AFP, Jumat (16/5), Hamas meminta komunitas internasional untuk meminta pertanggungjawaban dari Israel. Hamas menyebut apa yang dilakukan Israel sebagai eskalasi yang biadab.
Situasi itu terjadi saat Israel masih memblokade distribusi bantuan kemanusiaan untuk Gaza. Israel memblokir masuknya bantuan kemanusiaan untuk Gaza sejak 2 Maret sebagai taktik untuk mendesak Hamas.
Selama berminggu-minggu, badan-badan PBB telah memperingatkan semua stok mulai dari makanan, air bersih, bahan bakar, hingga obat-obatan mencapai titik terendah.
WHO mengatakan rumah sakit kanker dan jantung telah berhenti beroperasi sejak serangan pada Kamis. Rumah sakit itu rusak parah dan tidak bisa diakses.
Pelapor khusus PBB untuk Palestina, Francesca Albanese, menuduh Israel membunuh apa pun yang tersisa dari kemanusiaan.
Pejabat senior Hamas Basem Naim mengatakan masuknya bantuan ke Gaza adalah persyaratan minimum untuk lingkungan negosiasi yang kondusif dan konstruktif.
"Akses untuk makanan, air, dan obat-obatan adalah hak asasi yang fundamental, bukan subyek untuk negosiasi," kata Naim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar