Search This Blog

Alasan Perempuan Sering Tanya ke Pasangan "Kamu Sayang Aku, Nggak?"

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Alasan Perempuan Sering Tanya ke Pasangan "Kamu Sayang Aku, Nggak?"
Dec 12th 2025, 12:00 by kumparanWOMAN

Ilustrasi pasangan. Foto: Basicdog/Shutterstock
Ilustrasi pasangan. Foto: Basicdog/Shutterstock
Kamu sayang aku nggak?"

Pertanyaan sederhana ini rasanya seperti seperti "menu wajib" dalam hubungan asmara. Meski cuma empat kata, dampaknya bisa besar, mulai dari membuat hati kita hangat sampai memicu pertengkaran kecil. Benar, nggak, Ladies?

Bagi beberapa orang, pertanyaan tersebut bisa dengan mudah dijawab "iya, dong". Tapi, tak sedikit pula yang merasa bosan saat ditanya hal yang sama berulang kali.

Menariknya, meski perempuan sering dianggap paling sering mengucapkannya, pada kenyataannya pria juga bisa melakukan hal yang sama.

Lalu sebenarnya, kenapa sih pertanyaan ini begitu sering muncul dalam hubungan? Berikut jawaban dari psikolog klinis Cinta Ferdiana, S.Psi., M.Psi.

Butuh Validasi dari Pasangan

Ilustrasi pasangan bertengkar. Foto: Shutterstock
Ilustrasi pasangan bertengkar. Foto: Shutterstock

Menurut Cinta, pertanyaan "Kamu sayang aku, nggak?" biasanya muncul karena seseorang membutuhkan validasi emosional.

"Pertanyaan seperti itu sebenarnya bentuk komunikasi emosional untuk memastikan rasa aman. Dalam teori psikologi disebut reassurance, yaitu bertanya untuk meyakinkan diri sendiri," jelasnya.

Pertanyaan itu bukan sekadar mencari jawaban "iya" atau "tidak", melainkan upaya untuk memperkuat koneksi dan mengkonfirmasi kedekatan emosional dengan pasangan. Namun, kebutuhan validasi ini bisa jadi pedang bermata dua.

Sering Tanya "Kamu sayang aku, nggak?"

Ilustrasi Pasangan. Foto: aslysun/Shutterstock
Ilustrasi Pasangan. Foto: aslysun/Shutterstock

Cinta menjelaskan bahwa pertanyaan ini bisa membawa dampak baik sekaligus buruk, tergantung frekuensinya.

"Kalau sisi positifnya itu bisa membangun kedekatan emosional. Lalu, jadi jembatan untuk memahami kebutuhan pasangan. Serta menjadi media regulasi emosi individu tersebut", ungkap Cinta.

Saat mendapatkan jawaban "iya", hati seseorang cenderung lebih tenang dan merasa lebih aman. Nah, ini bisa memperkuat hubungan secara emosional.

Meski begitu, ini juga bisa menimbulkan dampak negatif. Jika terlalu sering, pasangan bisa merasa diinterogasi dan muncul ketergantungan pada validasi dari pasangan.

"Jika diulang terus bisa menjadi sebuah hubungan yang toxic. Kemudian, ada juga yang mungkin berpikir kenapa kasih sayangnya terus diragukan oleh pasangannya sendiri", ungkapnya.

Alternatif Pertanyaan Selain "Kamu sayang aku, nggak?"

Ilustrasi pasangan. Foto: PaeGAG/Shutterstock
Ilustrasi pasangan. Foto: PaeGAG/Shutterstock

Menurut Cinta, ada beberapa alternatif agar pertanyaan tersebut tidak menimbulkan efek negatif seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, yaitu dengan menggunakan I-statement. Jadi, pasangan bertanya dengan mengutarakan apa yang dirasakan menggunakan dari sudut pandang 'aku'. Contohnya:

  • "Aku pengin deket sama kamu hari ini," atau

  • "Aku kangen sama kamu, kita ada waktu bareng nggak?"

Meski begitu, bukan berarti bertanya "kamu sayang aku, nggak?" adalah hal yang salah, Ladies. Cinta menegaskan bahwa pertanyaan tersebut wajar selama masih dalam batas yang sehat dan tidak dilakukan secara berlebihan.

Baca juga: Kisah Cinta Malala Yousafzai, Aktivis Feminis yang Sempat Ragukan Pernikahan

Media files:
01k6ncs47dqa451yexbqm0ej88.jpg image/jpeg,
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar