Apr 25th 2025, 11:36, by Pandangan Jogja Com, Pandangan Jogja
Dua pelaku peredaran uang palsu di wilayah Turi, Sleman, yang dihadirkan dalam konpers ungkap kasus di Mapolda DIY, Kamis (24/4). Foto: Dok. Resti Damayanti/Pandangan Jogja
Peredaran uang palsu di wilayah Turi, Sleman, terungkap dari sebuah angkringan di Jalan Kaliurang, Sleman. Dua warga Magelang berinisial SKM (52) dan IAS (30) kini telah ditetapkan sebagai tersangka dan tengah diproses oleh kepolisian.
Kanit Reskrim Polsek Turi, Aiptu Budi Rianto, mengatakan awal mula keterlibatan pelaku dalam peredaran uang palsu terjadi secara tidak disengaja. Salah satu pelaku, IAS, diketahui pertama kali mendapatkan kontak seseorang saat berada di angkringan.
"IAS ngobrol-ngobrol sama orang itu di angkringan. Tapi si IAS itu nggak tahu itu namanya siapa, itu nggak tahu," kata Budi usai konferensi pers ungkap kasus peredaran uang palsu di Mapolda DIY, Kamis (24/4).
Dari pertemuan itu, IAS hanya diberi nomor HP tanpa identitas jelas. Selama beberapa waktu, IAS berkomunikasi dengan pemilik nomor tersebut. Hingga pada satu titik, IAS ditagih utang oleh SKM. Pada saat itu, SKM ditawarkan uang tersebut.
"Akhirnya ditawarin itu. SKM dapat uang dari IAS. Beli Rp 4 juta dapat Rp 12,8 juta (uang palsu) dapat bonus Rp 800 ribu (uang palsu)," lanjut Budi.
Namun dalam proses transaksi tersebut, IAS mengaku bertemu dengan orang yang berbeda dari sosok yang ditemuinya di angkringan. Bahkan, saat ditanya, orang itu tidak mau menyebutkan namanya.
"Ketemu di pas waktu transaksi itu, itu dengan beda orang lagi. Ditanya namanya siapa juga nggak mau mengaku. Jadi si IAS juga nggak tahu dari keduanya yang kasih nomor sama yang kasih uang. Waktu transaksi itu udah berbeda orang, jadi enggak tahu namanya," terang polisi.
Barang bukti peredaran uang palsu di Sleman. Foto: Dok. Resti Damayanti/Pandangan Jogja
Ia menduga ada jaringan uang palsu dari kronologi tersebut. Saat ini, HP pelaku yang digunakan untuk berkomunikasi dengan orang yang ditemui di angkringan itu juga dibuang, ketakutan karena keberadaan uang palsu itu sempat dideteksi petugas bank.
Meski demikian, ia mengatakan masih akan menelusuri pelaku yang menawarkan IAS di angkringan maupun orang yang ditemui IAS saat bertemu. "Kita masih mencari informasi sebanyak-banyaknya," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar