Search This Blog

Purbaya Pamer Alat Pemindai Peti Kemas Baru: Penyelundup Deg-degan

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Purbaya Pamer Alat Pemindai Peti Kemas Baru: Penyelundup Deg-degan
Dec 12th 2025, 13:48 by kumparanBISNIS

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa meresmikan alat pemindai peti kemas (X-Ray) baru yang dilengkapi Radiation Portal Monitor (RPM) di Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (12/12). Foto: Muhammad Fhandra/kumparan
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa meresmikan alat pemindai peti kemas (X-Ray) baru yang dilengkapi Radiation Portal Monitor (RPM) di Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (12/12). Foto: Muhammad Fhandra/kumparan

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melalui Direktorat Jenderal Bea dan Cukai meresmikan penggunaan alat pemindai peti kemas (X-Ray) baru, dilengkapi Radiation Portal Monitor (RPM) di Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok yang dioperasikan PT Mustika Alam Lestari.

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, teknologi ini memang tidak bisa menghilangkan penyelundupan sepenuhnya, namun bisa mempersempit peluangnya.

"Kalau 100 persen [akurasi] nggak mungkin karena walaupun alatnya canggih, pasti ada kebocoran sedikit sana-sini dan nanti kita lihat persennya seperti apa. Tapi peluangnya untuk setiap pelabuhan-pelabuhan yang memakai sistem ini, peluangnya akan semakin kecil impor, ekspor ilegal," ucap Purbaya kepada wartawan, di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (12/12).

Dalam sambutannya, Purbaya menekankan transformasi digital di kepabeanan bukan pilihan, melainkan keharusan. "Kita harus menjaga kepercayaan publik, kita harus menjaga daya saing ekonomi, dan kita harus memerangi penyelundupan dengan cara yang lebih modern," katanya.

Kata Purbaya, pemindai berteknologi RPM ini mampu mendeteksi bahan berbahaya dan radioaktif tanpa membuka kontainer. Dia mengeklaim, pemeriksaan berlangsung cepat dan akurat, meningkatkan keamanan sekaligus mempercepat layanan.

Purbaya membeberkan dampaknya langsung terasa yakni tingkat keamanan naik, proses layanan lebih singkat, dan potensi pelanggaran dapat ditekan sejak awal.

"Dulu urusan Bea Cukai bikin deg-degan, sekarang yang deg-degan justru oknum Penyelundup. Ini kata Bea Cukai, dulu pelayanan Bea Cukai dinilai lambat, sekarang malah AI-nya yang diminta jangan terlalu cepat," papar Purbaya.

Suasana acara peresmian alat pemindai peti kemas (X-Ray) baru yang dilengkapi Radiation Portal Monitor (RPM) di Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (12/12). Foto: Muhammad Fhandra/kumparan
Suasana acara peresmian alat pemindai peti kemas (X-Ray) baru yang dilengkapi Radiation Portal Monitor (RPM) di Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (12/12). Foto: Muhammad Fhandra/kumparan

Dalam kesempatan yang sama, Bea Cukai juga mengenalkan Self Service Report Mobile (SSR-Mobile), fitur pelaporan mandiri berbasis aplikasi CEISA 4.0 Mobile. Aplikasi teranyar ini memiliki geotagging, pencatatan real-time, serta analisis risiko otomatis berbasis AI.

"Dengan transformasi ini maka birokrasi akan berkurang, kepatuhan naik, dan celah kecurangan tertutup," ujar Purbaya.

Melalui SSR-Mobile, perusahaan dapat melakukan berbagai proses mulai dari gate in, stuffing, pembongkaran hingga gate out secara mandiri.

Bea Cukai juga mengembangkan Trade AI, sistem kecerdasan buatan untuk mendeteksi under-over invoicing, dan potensi pencucian uang berbasis perdagangan. Sebab, selama ini Purbaya kerap mengeluhkan lambatnya pemeriksaan manual.

"Saya mengunjungi kantor Bea Cukai di Cikarang, saya diskusi dengan petugas Bea Cukai yang memeriksa dokumen. Itu dilakukan dengan manual satu-satu, sehari dia cuma bisa 10 sampai 14 PIB (Pemberitahuan Impor Barang) yang bisa dicek. Jadi lambat sekali," ucap dia.

Dengan Trade AI, katanya, proses verifikasi dilakukan hampir otomatis, termasuk membandingkan nilai barang dengan harga di marketplace dalam dan luar negeri.

"Trade AI melakukan ini dengan otomatis. Jadi begitu barangnya ini masuk, langsung dicek ininya, langsung-langsung dibandingkan dengan harga di marketplace di Indonesia, juga dilakukan pengecekan di luar negeri," kata Purbaya.

Oleh karena terobosan itu, Purbaya mengapresiasi kemampuan internal Bea Cukai. Menurutnya pegawai Bea Cukai banyak yang pintar namun perlu lebih didorong dan 'digebuk' agar performanya terlihat.

"Gebuk-gebuk 2 minggu keluar. Ini 2 minggu pengembangan AI seperti ini, saya bilang amat canggih. Saya tadinya hampir nggak percaya, saya pikir dia beli, gak beli kan? Mereka bikin sendiri. Jadi orang kita cukup pintar," kata ia.

"Saya harapkan nanti, Maret tahun depan gambaran Bea Cukai akan jauh berbeda dengan yang kemarin-kemarin," sambung Purbaya.

Media files:
01kc8mjqwe0jka7xp4b760bank.jpg image/jpeg,
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar