Search This Blog

5 Mitos Kanker Payudara yang Perlu Ladies Tahu

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
5 Mitos Kanker Payudara yang Perlu Ladies Tahu
Nov 3rd 2024, 18:20, by Hutri Dirga Harmonis, kumparanWOMAN

Ilustrasi kanker payudara. Foto: Shutter Stock
Ilustrasi kanker payudara. Foto: Shutter Stock

Kanker payudara menjadi momok mengerikan bagi seluruh perempuan di dunia. Penyakit ini bahkan menjadi salah satu penyebab kematian perempuan terbanyak di dunia.

Di Indonesia, Kemenkes mengungkap bahwa kasus kanker payudara menempati urutan pertama dari jenis kanker lainnya. Data Globocan tahun 2020 menunjukkan bahwa kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 atau 16,6 persen dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia. Sementara itu, jumlah kematian perempuan akibat kanker payudara mencapai lebih dari 22 ribu jiwa.

Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada lebih dari 2,3 juta kasus kanker payudara yang terjadi di dunia dan menjadikannya kanker yang paling umum pada perempuan dewasa.

Kerentanan perempuan terhadap kanker payudara seharusnya membuat kita lebih aware akan penyakit ini, Ladies. Tapi ternyata hingga saat ini masih beredar mitos soal kanker payudara dengan banyak orang yang memercayainya. Apa saja, ya?

Mitos: kanker payudara merupakan penyakit keturunan

Ilustrasi kanker payudara. Foto: Shutter Stock
Ilustrasi kanker payudara. Foto: Shutter Stock

Kanker payudara memang bisa terjadi karena adanya riwayat keluarga. Tapi Ladies, riwayat keluarga hanya salah satu dari faktor risiko yang dapat menyebabkan kanker. Menurut American Cancer Society, hanya sekitar 5–10% kanker payudara yang terjadi akibat faktor keturunan. Artinya, masih lebih banyak perempuan yang mengidap kanker payudara tanpa adanya riwayat di dalam keluarga.

Faktanya, ada banyak faktor lain yang bisa meningkatkan risiko kanker payudara, termasuk menstruasi pertama yang terjadi di bawah usia 12 tahun, melahirkan pertama kali di usia 30 tahun, menopause setelah usia 55 tahun, tidak hamil dan menyusui, hingga penerapan gaya hidup yang tidak sehat.

Mitos: bra kawat jadi penyebab kanker payudara

Ilustrasi bra. Foto: Happy_Nati/Shutterstock
Ilustrasi bra. Foto: Happy_Nati/Shutterstock

Bra kawat yang dianggap sebagai penyebab kanker payudara menjadi salah satu mitos yang paling banyak dipercaya. Banyak yang percaya bahwa menggunakan bra kawat terutama saat tidur dapat menghambat aliran cairan getah bening ke pembuluh darah yang bisa menjadi penyebab kanker.

Namun faktanya, menurut Cancer Council, masih belum ada penelitian yang menunjukkan adanya hubungan antara memakai atau tidak memakai bra jenis apa pun terhadap perkembangan kanker payudara.

Mitos: kanker payudara hanya terjadi pada perempuan

Kanker payudara memang lebih banyak terjadi pada perempuan. Tapi pada kenyataannya penyakit ini juga bisa menyerang kaum laki-laki, Ladies. Menurut data WHO, sekitar 99 persen kanker payudara memang terjadi pada perempuan, tapi 0,5–1 persen kanker payudara juga bisa terjadi pada laki-laki.

Mitos: kanker payudara hanya terjadi di atas usia 40 tahun

Banyak yang percaya bahwa kanker payudara hanya bisa menyerang perempuan yang sudah memasuki usia menopause atau di atas 40 tahun. Faktanya, banyak kasus kanker payudara juga ditemukan pada perempuan yang lebih muda.

Menurut studi yang dilakukan oleh American Society 2024, tingkat diagnosis kanker payudara di kalangan perempuan Asia-Amerika di bawah usia 50 tahun meningkat 1,4 persen per tahun, dan 2,7 persen pada perempuan muda di kalangan Kepulauan Pasifik.

Hal ini juga senada dengan fakta yang diungkapkan oleh Ketua Yayasan Lovepink Indonesia, Dede Gracia, bahwa sudah banyak generasi muda di zaman ini yang mengidap kanker payudara.

"Gen Z yang usianya masih muda di bawah 30 tahun tapi sudah terkena kanker, makanya awareness ini (soal kanker payudara) kita majukan. Jadi kalau ada kecurigaan langsung ke dokter," ujar Dede pada (4/9).

Mitos: mamografi menyebabkan kanker payudara

Ilustrasi perempuan melakukan mamografi, pemeriksaan kanker payudara. Foto: Juice Verve/Shutterstock
Ilustrasi perempuan melakukan mamografi, pemeriksaan kanker payudara. Foto: Juice Verve/Shutterstock

Mamografi merupakan proses pemeriksaan untuk mendeteksi adanya kanker pada jaringan payudara menggunakan teknologi sinar radiasi. Banyak orang yang menganggap bahwa paparan sinar radiasi ini justru dapat memicu kanker, yang mana anggapan ini benar-benar salah.

Dikutip dari laman National Breast Cancer Foundation, skrining dengan tes mamografi tidak menyebabkan pertumbuhan dan penyebaran sel kanker. Sebaliknya, tes mamografi yang dilakukan sedini mungkin dan berkala dapat mendeteksi kanker lebih cepat dan menurunkan risikonya.

Tes mamografi juga sama bermanfaatnya dengan SADARI, yaitu gerakan memeriksa payudara sendiri untuk melihat adanya kejanggalan pada payudara sebagai cara holistik untuk mendeteksi sel kanker.

Media files:
btuf23osu9mmkkcrj2zf.jpg (image/jpeg)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar