Search This Blog

Apa Kabar Proyek Food Estate?

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Apa Kabar Proyek Food Estate?
May 28th 2023, 09:28, by Muhammad Darisman, kumparanBISNIS

Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pada kegiatan food estate yang berada di Desa Fatuketi, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, Kamis (24/3/2022). Foto: Kementan RI
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pada kegiatan food estate yang berada di Desa Fatuketi, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, Kamis (24/3/2022). Foto: Kementan RI

Food estate, proyek yang menjadi kebanggaan Presiden Jokowi ini sering menuai perdebatan tentang keberhasilannya. Kementerian PUPR memastikan proyek kebanggaan Presiden Jokowi ini masih berjalan meski ada kendala yang mengadang.

Juru Bicara Kementerian PUPR, Endra S Atmawidjaja, menuturkan progres terakhir proyek food estate terlihat di Keerom, Papua, di mana Jokowi baru saja meninjaunya pada 21 Maret 2023.

"Masih jalan prosesnya, yang terakhir di Keerom," ujarnya kepada wartawan di kantor Kementerian PUPR, Jumat (26/5).

Meski demikian, Endra mengungkapkan berbagai kendala pengerjaan proyek food estate sehingga dinilai lambat oleh berbagai pihak, salah satunya sempat disentil oleh Komisi IV DPR RI.

"Cuma isunya kalau food estate itu memang sinkronisasi dengan program pertanian, jadi kalau airnya sudah ada bendungannya sudah ada, lahannya sudah ada, tinggal petaninya yang harus disiapkan. Itu harus dicari formulanya," jelas Endra.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menanggapi kritik Ketua Komisi IV DPR, Sudin, terkait program food estate yang dianggap bermasalah. Ia mengatakan ada banyak tantangan yang dihadapi dalam membuat program food estate tersebut.

Sejumlah menteri saat mengunjungi food estate di Desa Bentuk Jaya (A5), Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, Selasa (6/4). Foto: Kementan RI
Sejumlah menteri saat mengunjungi food estate di Desa Bentuk Jaya (A5), Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, Selasa (6/4). Foto: Kementan RI

"Jangan kalau lihat lahan yang ada di sini, di Jawa dengan di Kalimantan yang rawa itu. Tak bisa seperti (semudah) balik tangan. Tapi kita punya lahan baru, kurang lebih 62 ribu hektare," kata Syahrul saat ditemui usai Rapat Kerja bersama Komisi IV DPR RI, Senin (16/1).

Syahrul menegaskan menjalankan program food estate bukan perkara mudah. Menurutnya, ada banyak tantangan seperti masalah lahan, hama, cuaca, hingga persoalan sosial masyarakat di kawasan food estate. Sehingga dibutuhkan proses dan kesabaran dalam membangun program itu.

Meski begitu, Syahrul meminta semua pihak harus tetap optimistis. Dia mencontohkan seperti lahan di Papua yang bisa dimaksimalkan untuk program food estate.

"Itu harus kita jadikan lahan produksi dan itu butuh tahapan. Kita perbaiki sekarang ini tentu saja lahannya ada irigasi dan lain-lain, belum tentu in out air di situ bisa normal. Karena air dari bawah juga masih naik setiap saat, karena kondisi ini jangan lihat seperti Jawa loh. Tapi kita harus optimis," tutur Syahrul.

Presiden Joko Widodo meninjau lokasi food estate yang terletak di Bukit Ngora Lenang, Lai Patedang, Desa Makata Keri, Kec Katiku Tana, Kab Sumba Tengah, NTT, Selasa (23/2/2021). Foto: Agus Suparto/Presidential Palace
Presiden Joko Widodo meninjau lokasi food estate yang terletak di Bukit Ngora Lenang, Lai Patedang, Desa Makata Keri, Kec Katiku Tana, Kab Sumba Tengah, NTT, Selasa (23/2/2021). Foto: Agus Suparto/Presidential Palace

Jokowi Targetkan 10 Ribu Ha Lahan Jagung di Keerom

Pada 21 Maret 2023 lalu Presiden Jokowi meninjau Food Estate di Keerom, Papua. Dalam kunjungannya, Jokowi mengatakan pemerintah menyiapkan sekitar 10 ribu hektare lahan untuk penanaman jagung.

"Tapi sekarang yang sudah disiapkan land clearing, kemudian pengolahan tanah baru 500 hektare, tahun depan 2.500 hektare. Tapi yang ditanam hari ini baru 100 hektare. Kita akan lihat nanti bulan Juni akan panen yang pertama berapa ton per hektare akan kelihatan," kata Jokowi dalam keterangannya, Selasa (21/3).

Jokowi pun tidak menuntut target panen yang besar karena lahan yang diolah baru 100 hektare. Namun, Jokowi meminta Kementan hingga Pemda Keerom untuk mengawasi agar lahan tersebut benar-benar dimanfaatkan untuk masyarakat.

"Mungkin pertama enggak apa-apa empat ton atau lima ton, saya kira baik, nanti penanaman kedua naik lagi jadi enam ton, yang ketiga baru [hasil panen lebih banyak lagi]. Biasanya setelah [panen] ketiga baru berada pada posisi yang baik," tutur Jokowi.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar