Politikus PDIP Aria Bima mengaku tidak ikhlas jika Presiden Jokowi dan putra sulungnya Gibran Rakabuming Raka keluar dari partai dan memilih mendukung capres Prabowo Subianto. Menurutnya, Jokowi tidak akan meninggalkan PDIP.
"Saya lihat sampai hari ini walau wacana publik masuk ke saya itu banyak hal mengenai kemungkinan Pak Jokowi tak mendukung (Ganjar) tapi hati kecil saya, Pak Jokowi tak meninggalkan calon PDIP," kata Aria di Medcen Ganjar-Mahfud di Jakarta Pusat, Jumat (20/10).
"Nah itu yang buat saya masih punya keyakinan. Tapi kalau toh ke sana (Prabowo), saya tak ikhlas," sambungnya.
Menurutnya, sebagai sesama orang Jawa, Aria meyakini Jokowi selalu menjunjung tradisi kepatutan.
"Sampai hari ini tak mengerti sama sekali. Enggak ngerti. Tapi kita, saya orang Jawa, saya orang Solo, kok rasa-rasanya tak mungkin Pak Jokowi akan dukung Pak Prabowo. Rasa-rasanya sebagai orang Solo ya, ada tradisi patutan. Ada tradisi keajegan-ajegan dalam proses politik para politisi di tanah Jawa, di Mataraman," tutur Ketua Komisi VI DPR itu.
Apalagi, Aria menuturkan sudah mengikuti perjalanan Jokowi sejak menjadi Wali Kota Solo hingga Presiden dua periode.
"Dari situ saya melihat sejak dari Solo sampai sekarang, saya tak ikhlas. Kalau Aria Bima DPR RI 4 periode. Tapi kalau melihat partai bukan hanya tingkat elite, jajarannya bawah akan terenyuh melihat itu. Dan Pak Jokowi," katanya.
Lebih lanjut, ia berharap Jokowi akan melarang Gibran menjadi cawapres Prabowo.
"Saya berkeyakinan Pak Jokowi akan tetap mendukung Pak Ganjar dan Pak Mahfud dalam pilpres nanti dan bagaimana Pak Jokowi intervensi melarang Mas Gibran menjadi cawapresnya Pak prabowo untuk kehormatan Pak Jokowi," tutup Aria.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar