Jul 2nd 2023, 20:01, by Aji Nugrahanto, kumparanBOLANITA
Federasi Sepak Bola Australia (FFA) berada pada titik nadirnya pada Januari 2020. Masalah keuangan menghampiri mereka kala itu. Namun mereka terselamatkan karena perempuan dan sepak bola wanitanya.
Di bawah kepemimpinan Frank Lowy, FFA menghadapi sejumlah masalah besar, salah satunya soal finansial. Dikutip dari The Australian Financial Review menyebut minat penonton sepak bola menurun di masa kepemimpinan Lowy, akibatnya federasi harus kehilangan sponsor yang nilainya jutaan dolar.
Krisis keuangan itu menjadi-jadi saat COVID-19. Kala itu, kota-kota terkunci dan bisnis tak berjalan, situasi tersebut membuat kondisi FFA berubah dari buruk menjadi mengenaskan.
Pada Mei 2020, sejumlah sponsor seperti NAB, Caltex, dan Hyundai mengakhiri kesepakatan kerja mereka dengan FFA. Selain itu, Foxtel selaku pemilik hak siar sepak bola Australia juga mengaktifkan klausul untuk mengakhiri kesepakatannya.
Pihak federasi tentu membutuhkan solusi untuk tetap bertahan. Dan satu-satunya yang paling memungkinkan yakni dengan memenangkan bidding Piala Dunia Wanita 2023.
Dua tahun berselang, tepatnya pada 25 Juni 2022, Australia dan Selandia Baru memenangkan tawaran untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia Wanita. Keputusan diambil setelah pemungutan suara oleh Dewan FIFA. Mereka mendapatkan 22 suara, sementara Kolombia di urutan dua memperoleh 13.
Kepala Football Australia, James Johnson sangat senang dengan kabar tersebut. Ia tahu betul bahwa terpilihnya Australia menjadi host Piala Dunia akan membangkitkan finansial mereka.
"Itu adalah titik terendah. Memenangkan (bidding) Piala Dunia Wanita menjadi jalan keluar kami, cara kami untuk menjaga Federasi Sepak Bola Australia agar tetap hidup, untuk menjaga kapal di atas air," tutur Kepala Football Australia, James Johnson, dikutip dari The Australian Financial Review.
Sejak tahun lalu, pihaknya pun serius menyiapkan Piala Dunia Wanita. Di lain sisi, ia pun begitu yakin bahwa Matildas, julukan Timnas Wanita Australia, mampu berbicara banyak terlebih dengan adanya salah satu atlet terbaik yang dikagumi Australia, Samantha Kerr.
"(Mengamankan hak) mengirim pesan yang tepat, dan itu memberi kami kredibilitas untuk dapat kami bangun. Tiba-tiba, kami dapat berbicara untuk membawa acara olahraga terbesar sejak Olimpiade Sydney 2000 ke Australia," sambung Johnson.
Australia punya ekspektasi tinggi menyambut Piala Dunia tersebut. "Negeri Kangguru" menargetkan lebih dari 1,1 juta tiket terjual dan mendapat keuntungan sekitar 2 miliar dolar dari hak siar.
Keuangan Federasi Sepak Bola Australia Mulai Membaik
Kecintaan warga Australia terhadap Matildas semakin tinggi dalam beberapa tahun terakhir. Orang-orang memadati stadion ketika Matildas bermain dan penjualan jersi meningkat tajam.
Popularitas sepak bola wanita naik drastis sejak saat itu. Perlahan, sponsor pun kembali tertarik untuk bekerja sama dengan FFA.
"Kami memiliki Cadbury dan CommBank, yang mulai masuk ... Priceline masuk, Cupra kemudian. Saat itulah uang mulai masuk," kata Johnson.
Bahkan, pada pertengahan 2021, Football Australia menandatangani kesepakatan senilai 100 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,5 triliun dengan Paramount dan jaringan televisi Channel Ten. Dana besar itu didapat dari hak siar Matildas, Socceroos, dan Piala FFA.
Setelahnya, Subway juga ikut andil menjadi sponsor FFA. Kesepakatan kerja sama itu dijalin sebab Subway ingin menjadi bagian dari transformasi sepak bola Australia.
"Sebagai olahraga dengan partisipasi tertinggi di negara ini yang memungkinkan setiap orang untuk terlibat, ini adalah kemitraan yang masuk akal," ujar petinggi Subway, Shane Bracken.
Piala Dunia Wanita benar-benar menjadi tuah bagi Australia, Johnson mengatakan bahwa federasi bisa menyuntikkan dana sekitar 300 juta dolar AS ke sepak bola wanita lokal melalui program yang disebut Legacy. Tujuannya yakni untuk meningkatkan fasilitas, partisipasi, dan kesetaraan gender.
Dana besar itu juga akan digunakan untuk membangun fasilitas sepak bola wanita senilai 116 juta dolar AS. Lebih lanjut, uang itu juga akan digunakan untuk memperbaiki fasilitas seperti ruang ganti wanita, dan peningkatan stadion.
Football Australia juga akan menerima sejumlah uang dari hasil penjualan tiket. Sementara itu, FIFA akan mendapat bagiannya dari lisensi hak siar Piala Dunia dari Optus, Channel Sevel, dan sejumlah broadcaster lainnya.
Adapun Piala Dunia Wanita 2023 akan diselenggarakan di dua negara sekaligus, yakni Australia dan Selandia Baru. Turnamen wanita antarbangsa itu akan berlangsung pada 20 Juli sampai 20 Agustus 2023 mendatang.
Selain itu, edisi ke-9 ini juga akan menjadi kali pertama Piala Dunia Wanita diikuti oleh 32 negara. Sebelumnya, Piala Dunia Wanita ke-8 di Prancis hanya diikuti 24 negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar