Jun 11th 2023, 10:46, by Waode Nurmuhaemin, Waode Nurmuhaemin
Sumber : Shutterstock Foto
Panggung America's Got talent seketika riuh dan penuh dengan standing applaus setelah Simon cowell memberikan tiket golden buzzer kepada Ariani.
Saya sendiri baru tahu setelah semua media menurunkannya menjadi headline news. Yang membuat saya terkagum-kagum adalah kemampuan bahasa Inggrisnya yang memukau. Ariani tidak biasa karena dia adalah seorang difabel, yaitu tuna netra.
Tak pelak, channel youtube Amerika's Got talent diserbu pengunjung Indonesia dan sudah ditonton 20 juta dalam tiga hari. Terlebih instagram Simon Cowell mendapat komen trimkasih bertubi-tubi dari netizen dan followernya naik berkali-kali lipat.
Ariani memang bintang dan fenomenal. Suaranya sekelas diva internasiona. Bahkan dia juga bisa menciptakan lagu sendiri Loneless langsung dibeli oleh Simon Cowell dan langsung trending di mana-mana. Saya yang menyaksikan penampilan ulangya jadi berkaca-kaca terharu. Saya yakin semua juga akan terharu bahkan menangis bombay. "Mesin air mata," kata salah satu netizen Amerika di komen yang saya baca.
Putri Ariani, penyanyi difabel asal Indonesia ikut audisi America's Got Talent. Foto: Youtube/America's Got Talent
Anak itu dengan segala keterbatasanya memiliki suara yang begitu indah dan semangat yang begitu tinggi. Bahkan dia mengatakan bahwa dia mengganggap normal kondisinya. Saat ini Ariani tengah booming. Semua rekaman-rekaman waktu dia mengikuti lomba di Indonesia dicari, dikulik, diuber, bahkan banyak yang mulai pansos-pansos.
Di balik cerita itu semua ada pengorbanan orang tuanya yang tiada tara. Ada satu cerita ibunya yang menyentuh bahwa sebelum sukses di America's Got Talent, Ariani kerap mendapat semacam pandangan diremehkan. Dia ikut lomba-lomba dengan segala komen yang menjatuhkan, bahkan menurut salah satu pesohor dia pernah bernyanyi tanpa diapresiasi.
Saya tidak heran. Sudah demikian sifat manusia. Fifty-fifty. Dalam diri manusia ada yang namanya sikap baik dan buruk. Cenderung meremehkan, suka menyembunyikan informasi, tidak suka membantu dan lain-lain.
Namun di sisi lain, manusia juga punya sisi baik, tergantung dilingkungan mana mereka berada. Jika dilingkungan yang baik, orang baik akan tetap baik,namun jika dilingkungan buruk maka orang baik bisa tetap baik dan juga sedikit demi sedikit akan ikutan buruk.
Sehingga memang kita harus sangat memperhatikan circle kita. Usahakan untuk berada di vibes yang positif. Jauhi dan lepaskan dirimu dari jebakan vibes yang merugikan. Salah pilih circle maka tidak jarang kehancuranlah yang akan kita dapatkan.
Kegigihan Ariani juga bisa menjadi pelajaran untuk tidak putus asa dengan cita-cita kita. Dulu waktu kuliah S3, saya mempunyai beberapa teman dari daerah yang non beasiswa. Mereka sangat gigih kuliah bahkan terkadang hanya makan bubur, namun semua berhasil selesai.
Mengapa bisa begitu? Karena mereka ada di circel yang tepat. Circel yang berisi orang-orang yang tidak suka mengeluh dan gampang menyerah. Tidak suka mendramatisasi dan rata-rata mereka tidak punya mendsos sehingga kesulitan-kesulitan yang mereka dapati di Jakarta tidak diketahui oleh keluarga mereka yang bisa menimbulkan rasa khawatir di kampung halaman.
Dan sukurlah saya ada di circel itu saat itu. Sehingga saya juga sebagai orang kampung yang datang ke Jakarta terselimuti dengan udara semangat yang mereka tularkan.
Dari Ariani ini kita harus mengambil pelajaran bahkan ketika dia tidak bisa melihat dunia masih begitu semangat menjalani hidup. Dia mengejar cita-citanya sampai ke Amerika.
Mengapa kita yang bisa melihat dan menyaksikan dunia yang indah ini kerapkali mengeluh tidak habis-habisnya? Menyalahkan keadaan? sehingga semakin sumpeklah hidup kita. Tidak ada masalah yang tidak selesai. Allah sudah menyiapkan satu paket yaitu masalah sekaligus solusi yang kurang dalam diri ita hanyalah rasa sukur dan kurangi mengeluh itu saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar