Radio Shifter band Alternatif rock asal Palembang yang menggugat aksi pencurian karya di tengah persiapan album " Swarm " di platform musik digital, Selasa (31/12) Foto: istimewa
Kehadiran platform musik digital tentunya memberi harapan baru bagi sejumlah band indie, khususnya di Palembang. Akan tetapi, motivasi yang berlipat seakan selalu menjadi celah bagi Oknum - oknum para pencuri karya. Seperti halnya kejadian yang dialami Radio Shifter, salah satu band indie Palembang.
Band alternatif rock yang dipunggawai, Ferly (vocal),Arkan (gitar), Ibang (gitar) Tama (bass) dan Apex (drum) itu tengah menyusur para oknum tak bertanggung jawab yang telah mencuri bahkan menduplikasi identitas band mereka, di tengah persiapan album " Swarm " berisi 8 materi lagu yang mereka rencanakan untuk dipublikasikan melalui kerjasama dengan salah satu agregator.
Radio Shifter bahkan terus menggunakan jejaring mereka setta melibatkan komunitas musik lainnya untuk melacak para pencuri karya tersebut.(abp)
Radio Shifter salah satu band asal Palembang yang tengah mencari para pencuri karya dan menduplikasi materi mereka, Selasa (31/12) Foto: istimewaAksi Radio Shifter band alternatif rock saat menjadi musisi pembuka Efek Rumah Kaca yang tengah melacak pencuri karya milik mereka, Selasa (31/12) Foto: istimewaAksi Radio Shifter band beraliran alternatif rock saat tampil menjadi band pembuka Efek Rumah Kaca di salah satu event musik Palembang beberapa waktu lalu, Selasa (31/12) Foto: istimewaRadio Shifter band bergenre alterntif rock asal Palembng yang tengah mengusut aksi pencurian karya oleh oknum tak bertanggung jawab di tengah persiapan rilis album " Swarm ", Selasa (31/12) Foto: istimewa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar