Sep 25th 2024, 09:11, by Mirsan Simamora, kumparanNEWS
Dalam dua hari berturut-turut, Lebanon diguncang oleh ledakan mematikan yang melibatkan perangkat komunikasi elektronik berteknologi sederhana, yaitu pager dan walkie-talkie.
Serangan mematikan itu menargetkan anggota kelompok Hizbullah yang merupakan musuh bebuyutan Israel, namun banyak korban sipil turut menjadi sasaran.
Insiden ini diduga sebagai sabotase besar-besaran yang melibatkan intervensi aktor negara. Banyak yang menuding Israel berada di balik operasi canggih ini, meskipun Israel belum memberikan komentar resmi.
Gelombang Ledakan dan Korban
Pada Selasa (17/9) pukul 15.30 waktu setempat, ratusan pager yang digunakan oleh anggota Hizbullah meledak hampir bersamaan di beberapa wilayah Lebanon dan Suriah. Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 12 orang, termasuk dua anak kecil, dan melukai lebih dari 2.800 orang.
Seorang veteran yang berbasis di Brussel dan analis risiko politik senior, Elijah J. Magnier, mengatakan bahwa ia telah melakukan percakapan dengan anggota Hizbullah dan para penyintas serangan itu.
Mereka bilang bahwa merek pager yang digunakan dalam ledakan hari Selasa diperoleh lebih dari enam bulan yang lalu. Bagaimana mereka sampai di Lebanon masih belum jelas.
Keesokan harinya (Rabu, 18/9), ledakan lebih lanjut terjadi di basis Hizbullah di Beirut, menewaskan 20 orang dan melukai 450 lainnya. Ledakan bahkan terjadi di pemakaman yang sedang berlangsung, menyebabkan kepanikan besar.
Hizbullah Mengaku Terpukul Akibat Bom Pager, Nyatakan Siap Perang Lawan Israel
Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah akhirnya buka suara mengenai ledakan pager dan walkie-talkie di Lebanon pekan ini. Dia mengakui bahwa Hizbullah menderita pukulan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Serangan dua hari yang mengguncang Lebanon itu menewaskan 37 orang. Nyaris 3 ribu orang lainnya menderita luka-luka.
Dalam pidato pada Kamis (19/9) Nasrallah menyampaikan pidato dengan nada menentang terhadap Israel. Dia kemudian bersumpah akan membalas aksi Israel.
Serangan Udara Israel di Lebanon Sepanjang Hari: 492 Orang Tewas, 1.645 Luka
Israel melancarkan serangan udara sepanjang Senin (23/9), yang menyasar ratusan target Hizbullah di Lebanon. Mengutip reuters, serangan udara ini menewaskan 492 orang dan membuat puluhan ribu lainnya mengungsi, pada serangan udara yang paling mematikan selama satu dekade terakhir ini.
Israel bahkan memberi peringatan, agar warga Lebanon mengungsi dari tempat-tempat yang disebut Israel kawasan Hizbullah menyimpan senjata.
Sementara itu, menteri Lebanon, Nasser Yasin menyebut sudah ada 89 tempat perlindungan di sekolah diaktifkan. Tempat perlindungan ini mampu menampung 26.000 orang dari potensi serangan Israel.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menyampaikan pesannya kepada warga Lebanon lewat sebuah video pendek.
"Perang Israel bukan dengan anda, tetapi dengan Hizbullah. Sudah terlalu lama Hizbullah memanfaatkan kalian (warga Lebanon) sebagai tameng hidup," kata Netanyahu.
Netanyahu Umumkan Perang Lawan Hizbullah, 35 Bocah Lebanon Tewas Diserang Israel
Israel menyatakan perang terhadap kelompok Hizbullah di Lebanon. Serangan Israel ke sana menewaskan anak-anak.
Pada Senin (23/9) ini Israel meluncurkan serangan besar ke basis pertahanan Hizbullah di Lebanon bagian selatan. Itu diluncurkan usai baku tembak antara Israel dan Hizbullah pecah di perbatasan pada akhir pekan lalu.
Lewat video singkat, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan, serangan negaranya tidak menyasar rakyat Lebanon. Target utama mereka adalah Hizbullah, kelompok politik berpengaruh di Lebanon.
Hizbullah-Israel Memanas, WNI di Lebanon Diminta Waspada dan Jauhi Lokasi Rawan
Konflik Israel dan Hizbullah di Lebanon semakin memanas. Terbaru Israel meluncurkan serangan udara yang menyasar Hizbullah pada Senin (23/9).
Terkait kondisi tersebut Direktur Pelindungan WNI Kemlu RI, Judha Nugraha, mengatakan instansinya terus memantau kondisi yang terjadi. Pihaknya juga meminta Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Lebanon untuk waspada.
"Kemlu dan KBRI kembali menyampaikan imbauan agar para WNI meningkatkan kewaspadaan, menjauhi lokasi lokasi rawan, dan membatasi bepergian non esensial. Bagi WNI yang memiliki rencana bepergian ke Lebanon, Iran, Israel dan Palestina agar menunda perjalanan hingga situasi aman," kata Judha dalam keterangannya, Selasa (24/9).
Lebih lanjut Judha mengatakan sejak Agustus 2024 KBRI Beirut telah meningkatkan status menjadi Siaga 1 untuk seluruh Lebanon. Sebelumnya pada Oktober 2023, Siaga 1 hanya diberlakukan untuk wilayah Lebanon selatan.
Kemlu dan KBRI Beirut juga telah memfasilitasi pemulangan WNI dari Lebanon. Total ada 25 orang yang telah dievakuasi.
"Jumlah WNI di Lebanon saat ini berjumlah 159 orang. Sejak penetapan Siaga 1, Kemlu dan KBRI Beirut telah memfasilitasi evakuasi WNI dari Lebanon sebanyak 25 orang," tutur Judha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar