Nov 9th 2023, 20:31, by Wendiyanto Saputro, kumparanBISNIS
Wakil Menteri (Wamen) BUMN (Badan Usaha Milik Negara), Kartika Wirjoatmodjo, mengunjungi proyek pembangunan smelter milik PT Freeport Indonesia (PTFI). Dalam kunjungan Kamis (9/11) itu, didapati progres proyek tersebut sudah melampaui 80 persen.
Dengan perkembangan tersebut, pria yang akrab disapa Tiko itu yakin, smelter PTFI di Kawasan Ekonomi Khusus Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur, akan beroperasi sesuai rencana.
Tiko menyebut, proyek smelter PTFI sangat fundamental untuk meningkatkan daya saing Indonesia. Juga untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor beberapa material utama untuk ekonomi Indonesia.
"PTFI salah satu perusahaan yang memberikan kontribusi terbesar ke negara, dalam bentuk pajak, royalti. Kita ingin produksi Freeport baik di hulunya, maupun nanti di smelter-nya benar-benar bisa sesuai harapan, termasuk juga emas dan logam mulia lainnya," kata Wamen BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, di sela kunjungan itu.
Progres pembangunan yang lebih dari 80 persen per akhir Oktober 2023 itu, sesuai target linimasa kurva-S dari pemerintah. Sebelumnya proses konstruksi fisik smelter ditargetkan selesai pada Desember tahun ini. Setelah proses uji coba dan commissioning, smelter diharapkan mulai beroperasi penuh di pada Mei 2024.
Setelah beroperasi, smelter kedua ini akan mencapai kapasitas produksi penuh pada Desember 2024.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur PTFI Tony Wenas menyampaikan tantangan utama dalam penyelesaian smelter yaitu proyek manajemen yang tidak mudah. "Menyangkut begitu banyak sub-kontraktor, melibatkan tenaga kerja yang banyak, bagaimana memadukannya sehingga inline," ujar Tony.
Tony menambahkan bahwa keberadaan smelter PTFI hingga kuartal III 2023 telah berkontribusi terhadap nilai realisasi investasi untuk hilirisasi. Berdasarkan data yang dirilis oleh Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) realisasi investasi untuk hilirisasi di sektor mineral senilai Rp 151,7 triliun di mana tembaga memberikan kontribusi sebesar Rp 47,6 triliun.
Dengan sumber daya yang ada di Indonesia serta dengan program percepatan investasi, Indonesia akan menjadi pemain yang diperhitungkan dalam pertambangan dan hilirisasi.
"Sudah banyak investasi yang mau masuk di Indonesia untuk membuat value added yang akan lebih banyak lagi. Demand produk tambang akan semakin tinggi dan ini merupakan peluang dan Indonesia akan menjadi pemain yang diperhitungkan di dunia," kata Tony Wenas.
Dalam pembangunan smelter kedua ini, PTFI telah menanamkan investasi hingga USD 2,9 miliar atau setara Rp 43 triliun per akhir Oktober 2023, dari total anggaran 3 miliar dolar Amerika. Setelah beroperasi penuh, smelter ini akan mampu mengolah konsentrat tembaga dengan kapasitas produksi 1,7 juta dry metric ton (dmt) dan menghasilkan katoda tembaga hingga 600.000 ton per tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar