Mar 25th 2025, 15:23, by Antika Fahira, kumparanBOLANITA
dr. Risky Dwi Rahayu, dokter Timnas Wanita Indonesia. Foto: Instagram/@riskydr
Menstruasi adalah hal yang alami terjadi pada perempuan, termasuk pemain Timnas Wanita Indonesia. Problemnya, menstruasi memberikan beberapa dampak ke tubuh, yang pada gilirannya sangat berpengaruh buat performa atlet di lapangan.
Lantas, bagaimana tim medis menangani kondisi ini agar para pemain tetap bisa tampil maksimal di laga-laga penting?
Dokter Timnas Wanita Indonesia, dr. Risky Dwi Rahayu, M.Gizi, Sp.OK, membagikan cara ia dan timnya mengelola siklus menstruasi pemain agar performa tetap terjaga.
Ajeng (kiri) dan Reva Octaviani (kanan) saat selebrasi usai cetak gol saat Timnas Wanita Indonesia menghadapi Arab Saudi (20/2) Foto: PSSI
Screening untuk Prediksi Menstruasi
Menurut dr. Risky, salah satu langkah penting yang dilakukan adalah screening atau pemantauan siklus menstruasi para pemain. Setiap pemain diminta untuk mencatat hari pertama dan terakhir menstruasi mereka serta melakukan tracking secara rutin.
"Hal ini penting dilakukan agar saya tahu dia itu menstruasinya teratur atau enggak. Jadi pada waktu pertandingan, biasanya kita sudah punya prediksi, 'Oh, atlet yang ini akan menstruasi pada hari ini.' Seperti itu," ujar dr. Risky kepada kumparanBOLANITA, Senin (17/3), di RS Muhammadiyah Taman Puring, Jakarta Selatan.
Laita Roati, Coach Satoru Mochizuki, Viny Silfianus, dan Reva Octaviani pamerkan trofi saat Timnas Wanita Indonesia pulang dari ASEAN Women's Cup di Laos. Foto: Aji Nugrahanto/kumparan
Komunikasi dengan Pelatih dan Opsi Bagi Pemain
Selain itu, jika ada pemain Timnas Wanita Indonesia yang mengalami menstruasi di hari pertandingan, tim medis akan segera berkoordinasi dengan pelatih. Pemain juga diberikan opsi apakah mereka ingin tetap bermain atau menarik diri dari pertandingan jika merasa kurang nyaman.
"Jadi, pemain punya hak itu jika mengalami menstruasi. Tapi kita tetap komunikasikan juga dengan pelatih. Dan beberapa pelatih itu memang concern terhadap hal itu ya, jadi senangnya saya nggak sendirian dalam hal itu. Pemain juga merasa terlindungi selama periode menstruasi," kata dr. Risky.
"Jadi mereka bisa sampaikan ke saya, lalu saya sampaikan ke pelatih. Saya bilangnya, 'Oh, pemain ini menstruasi, Coach.' Nanti coachnya yang menyampaikan kalau misalkan memang nggak mau main, nggak apa-apa. Jadi, diberi kelonggaranlah sama pelatih soal pemain timnas putri," ucap dr. Risky.
Dengan pendekatan seperti ini, menstruasi bukan lagi halangan besar buat para pemain Garuda Pertiwi. Sebab, tim medis dan pelatih saling bekerja sama untuk memastikan kesehatan dan kenyamanan pemain tetap menjadi prioritas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar