Search This Blog

Kapolda DIY Soal Surat Tantangan "Carok": Bukan Masalah Etnis, tapi Individu

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Kapolda DIY Soal Surat Tantangan "Carok": Bukan Masalah Etnis, tapi Individu
Feb 12th 2025, 12:50, by Salmah Muslimah, kumparanNEWS

Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan

Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Irjen Pol Suwondo Nainggolan angkat bicara soal munculnya surat tantangan "carok" di Yogya yang beredar di media sosial berapa waktu ini.

Carok adalah tradisi perkelahian antar dua pihak yang berselisih untuk menyelesaikan konflik.

"Jadi begini. Ini bukan persoalan etnis. Ini persoalan individu melakukan perbuatan pidana," kata Suwondo di Kepatihan Pemda DIY, Rabu (12/2).

Pemicu munculnya surat itu disebut karena ada orang yang tak membayar di sebuah warung Madura di kawasan Babarsari, Kabupaten Sleman. Sehingga terjadi keributan antara kelompok yang tak mau membayar dengan kelompok dari pihak warung.

Suwondo mengatakan kasus tersebut langsung diproses ketika polisi mendapatkan informasi.

"Sudah ditangkap, sudah diproses," tegasnya.

Harapannya ke depan situasi kriminal bisa pihaknya kendalikan lebih baik dari sebelumnya.

Hari ini, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono menerima kunjungan Keluarga Madura Yogyakarta (KMY) di Kepatihan Pemda DIY. Suwondo yang juga turut hadiri di pertemuan tersebut.

"Pak Gubernur telah mengarahkan kami Forkopimda untuk lebih meningkatkan keamanan dan memberikan rasa nyaman di masyarakat," katanya.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X (paling kiri), Jubir KMY Mahrus Ali (berpeci), dan Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan di Kepatihan Pemda DIY, Rabu (12/2/2025). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X (paling kiri), Jubir KMY Mahrus Ali (berpeci), dan Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan di Kepatihan Pemda DIY, Rabu (12/2/2025). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan

Langkah Ke Depan

Suwondo mengatakan pihaknya akan mengubah metode untuk melapis patroli dan mengedepankan preventif guna mencegah peristiwa seperti orang tak bayar di warung terulang.

"Kalau pun terpaksa harus melakukan penegakkan hukum maka kami akan melakukan penegakkan hukum sesuai rasa keadilan dari semua pihak," bebernya.

Suwondo merancang patroli dari mulai Bhabinkamtibmas-Babinsa di Polsek dan Koramil hingga Polres dan lapis Polda.

"Dengan sistem yang kami ubah. Jadi patrolinya bersifat patroli yang nantinya stasioner. Mungkin makan di warung kelontongnya, duduk di warmindonya. Jadi seperti itu," katanya.

Namun, Suwondo meminta masyarakat tak beranggapan petugas hanya duduk-duduk di warung saja.

"Kalau dulu patroli kita around, mungkin kita pergi kemudian muncul. Sekarang kita akan berposisi seperti itu," pungkasnya.

Sementara itu, Jubir KMY Mahrus Ali mengatakan diskusi dengan Sultan tadi untuk mencari solusi atas permasalahan yang dialami pedagang warung Madura di Yogyakarta.

"Jadi, kami yang sudah selesai, sudah kita enggak bahas lagi. Jadi, sudah ada usulan yang sangat praktis dari Ngarsa Dalem (Sultan)," kata Mahrus Ali.

Mahrus mengatakan pihaknya sangat mencintai Yogyakarta. Surat kemarin yang muncul dan menjadi ramai ditegaskan Mahrus tidak ada maksud untuk menimbulkan perseteruan antar kelompok.

"Enggak ada (maksud seperti itu)," katanya.

Media files:
01hfr4aetpfrssevgq0cxpyz9k.jpg (image/jpeg)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar