Oct 9th 2024, 15:36, by Angga Sukmawijaya, kumparanBISNIS
Perilaku impulsif lewat doom spending atau belanja tanpa berpikir panjang semakin mudah dengan keberadaan layanan paylater alias belanja sekarang bayar nanti.
Namun, semakin mudahnya akses pembiayaan paylater, pengguna diimbau soal pentingnya memperhatikan informasi pada Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK).
Direktur PT Indodana Multi Finance, Iwan Dewanto, menyebut saat ini SLIK merupakan hal yang penting dan berpengaruh pada beberapa urusan seperti melamar pekerjaan.
Maka dari itu, jangan sampai kemudahan dalam meminjam dana melalui layanan paylater, membuat masalah terkait informasi debitur pada SLIK.
"Jangan sampai kemudahan itu nanti diiringi dengan enggak bisa bayar, macet, kena SLIK, nanti itu yang bersangkutan bisa berdampak ke mana-mana," katanya dalam acara Power Lunch dengan tema 'Dunia Baru Fintech: Praktis atau Berbahaya?' di Midaz, Senayan, Jakarta Selatan pada Rabu (9/10).
Iwan juga bilang secara aturan, Non-Performing Financing (NPF) harus tetap dijaga di bawah 5 persen. Untuk layanan Buy Now Pay Later (BNPL) oleh Perusahaan Pembiayaan (PP) atau multifinance, saat ini NPF-nya berada di angka 2,52 persen.
"Dari policy, NPF itu harus dijaga di bawah 5 persen, tadi saya bilang baru 2,5 persen," lanjutnya.
Selain itu, Iwan juga menyebut para pengguna paylater harus paham dan teredukasi soal keuangan pribadi. Hal ini karena nantinya pengguna paylater harus bertanggung jawab terhadap pembiayaan yang dilakukan dengan paylater.
"Harus dijaga, jangan sampai dia impulsif, tidak tau edukasi keuangan pribadi dirinya sendiri. Itu harus dijaga, jangan sampai pas dia impulsif karena kemudahan itu juga berdampak dia harus bertanggung jawab pada apa yang dia lakukan terhadap pembiayaan yang ada di paylater itu," katanya.
Iwan menganggap hal ini sangat penting karena ketaatan pembayaran merupakan parameter kredibilitas dari konsumen multifinance.
"Jangan sampai nanti dia telat, semuanya juga terhubung kepada kredibilitas dari si konsumen," jelasnya.
Selain dari perusahaan pembiayaan, Albert Kurniawan Head of Growth & Acquisition PT Bank Digital BCA atau Blu by BCA yang merupakan bank digital mengatakan setiap orang pasti memiliki kecenderungan untuk doom spending, namun di sini fungsi edukasi sangat penting untuk mencapai keamanan keuangan.
"That's why kami ngomong ke mahasiswa kami ngomong ke digital safety. Setiap kita pasti ada need untuk ke sana entah itu buat healing entah itu lagi buat beli skincare atau beli fashion atau main game atau yang lainnya lagi. Yang penting apa? Yang penting adalah edukasi," kata Albert.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar