Oct 26th 2024, 17:54, by Tiara Hasna R, kumparanNEWS
Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza, yang menjadi target serangan membabi buta Israel, kini memerlukan renovasi besar-besaran.
Ketua Dewan Pembina Mer-C, dr. Sarbini Abdul Murad, menyampaikan bahwa kerusakan yang dialami RSI cukup parah, sehingga membutuhkan upaya rekonstruksi yang signifikan.
"Kami telah berdiskusi dengan berbagai pihak, termasuk Ketua Baznas, dan disepakati bahwa rumah sakit ini perlu direnovasi besar, seolah dibangun kembali dari awal," ujar Sarbini dalam podcast DipTalk bersama kumparan.
Kerusakan itu, menurutnya, bukan hanya pada bangunan fisik, tetapi juga pada infrastruktur penunjang dan peralatan medis.
Meski begitu, Sarbini menegaskan komitmen berbagai pihak, termasuk Mer-C, dalam membantu proses rekonstruksi tersebut.
"Kami berkomitmen untuk membantu, baik dari segi renovasi, penyediaan alat-alat medis, hingga pelatihan dokter-dokter mereka," lanjutnya.
Dalam rencananya, Mer-C juga mempertimbangkan agar tenaga medis dari Gaza mengikuti pelatihan di Indonesia. Hal ini dilakukan agar mereka nantinya dapat kembali menjalankan fungsi rumah sakit dengan lebih baik.
Sarbini menekankan bahwa RSI telah menjadi fasilitas kebanggaan dan menjadi representasi dukungan sesungguhnya masyarakat Indonesia untuk warga Palestina.
"Karena rumah sakit itu rumah sakit kebanggaan, kebanggaan semua, termasuk masyarakat Indonesia bangga juga dengan rumah sakit itu," tambah Sarbini.
Serangan Israel ke RSI
Sebelumnya, pasukan Israel mengepung RSI yang berlokasi di Kota Beit Lahia, bagian utara Jalur Gaza, dan menargetkan siapa pun yang bergerak di sekitarnya. Pengepungan ini terjadi pada Sabtu (19/10) saat fajar menjelang.
Kantor berita Palestina, WAFA, melaporkan tank-tank Israel juga melepaskan tembakan ke fasilitas-fasilitas RS Indonesia. Generator yang menggerakkan listrik juga berhenti bekerja karena penembakan pasukan Zionis itu.
Sasaran tembakan tank Israel adalah lantai dua dan tiga, mereka juga menghancurkan sebagian dinding rumah sakit.
Akibatnya, lebih 40 pasien dan orang terluka dirawat di sana. Di dalamnya juga terdapat staf medis.
Situasi memburuk karena rumah sakit kehilangan listrik, yang semakin membahayakan nyawa pasien, terutama mereka yang bergantung pada mesin oksigen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar