Search This Blog

Sri Mulyani Kantongi Rp 95,7 Triliun dari Bea Cukai Sampai April 2024

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Sri Mulyani Kantongi Rp 95,7 Triliun dari Bea Cukai Sampai April 2024
May 28th 2024, 08:15, by Moh Fajri, kumparanBISNIS

Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan pesannya untuk para pejabat di tubuh Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC).  Foto: Dok. Instagram @smindrawati
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan pesannya untuk para pejabat di tubuh Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC). Foto: Dok. Instagram @smindrawati

Menteri Keuangan Sri Mulyani berhasil mengantongi Rp 95,7 triliun penerimaan negara melalui Direktorat Bea dan Cukai hingga akhir April 2024. Realisasi tersebut setara dengan 29,8 persen dari target APBN 2024 dan tumbuh 1,3 persen secara tahunan atau year on year (yoy).

Sri Mulyani menjelaskan moncernya penerimaan bea cukai didorong oleh bea keluar yang mencapai Rp 5,8 triliun sepanjang Januari-April. Angka ini setara dengan 33 persen dari target APBN 2024.

"Penerimaan melalui bea cukai terutama ditopang oleh bea keluar barang mineral tumbuh 6 kali lipat dari tahun sebelumnya karena adanya relaksasi dari ekspor produk mineral," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa, Senin (27/5).

Meski begitu, Menkeu mencatat bea keluar untuk produk sawit mengalami penurunan sebesar 68,3 persen yoy. Sejalan dengan penurunan kinerja ekspor.

Adapun, harga minyak kelapa sawit mentah tercatat telah turun hingga 11,16 persen yoy dari USD 911 per metrik ton menjadi USD 809 per metrik ton. Volume ekspor dari produk sawit juga turun 11,36 persen yoy dari 12,95 juta ton menjadi 11,48 juta ton.

"Jadi untuk sawit ini dua-duanya kena ya, volume dan harganya mengalami penurunan. Volume turun 11,36 persen untuk harganya turun 11,1 persen," ungkapnya.

Bendahara negara itu melanjutkan, penerimaan dari bea masuk tercatat adanya penurunan tipis sebesar 0,5 persen yoy atau 27,4 persen dari target bea masuk tahun ini. Hal itu disebabkan penurunan tarif efektif bea masuk dari 1,47 persen menjadi 1,35 persen.

Kontribusi penurunan penerimaan disumbangkan oleh empat komoditas utama, seperti kendaraan roda 4, suku cadang kendaraan, gas alam dan buatan.

Sementara untuk penerimaan cukai, telah terkumpul Rp 74,2 triliun atau mencapai 30,2 persen dari APBN 2024. Angka ini turun 0,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya, terutama dari produksi hasil tembakau yang dalam hal ini tumbuh namun terjadi shifting.

Media files:
01hxta6dtmaf8vagnm1desj5sn.jpg (image/jpeg)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar