May 28th 2024, 08:24, by Moh Fajri, kumparanBISNIS
Ilustrasi minyak mentah. Foto: Anan Kaewkhammul/Shutterstock
Harga minyak mentah naik pada perdagangan Senin (27/5), usai libur umum di Inggris dan Amerika Serikat (AS). Kenaikan itu juga setelah mengalami penurunan di pekan lalu imbas prospek suku bunga AS dalam menghadapi inflasi yang tinggi.
Dikutip dari Reuters, minyak mentah Brent kontrak Juli naik 1,2 persen menjadi USD 83,12 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 93 sen menjadi USD 78,65 per barel.
Batu Bara
Harga batu bara belum mengalami perubahan sejak Jumat (24/5). Menurut situs tradingeconomics, harga batu bara menetap di harga USD 143,30 per ton.
Harga batu bara di bursa Newcastle berada di kisaran USD 140 per ton, karena masalah pasokan di China sedang diimbangi dengan berkurangnya permintaan. Produksi batu bara China turun ke level terendah sejak Oktober 2022 pada April 2024 karena inspeksi keselamatan tambang yang sedang berlangsung membatasi produksi.
Akibatnya, China meningkatkan impor batu bara pada bulan itu untuk mengkompensasi penurunan produksi dalam negeri dan membangun stok untuk mengantisipasi puncak permintaan di musim panas.
CPO
Harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) menurun pada penutupan perdagangan Senin. Menurut situs tradingeconomics, harga CPO turun 1,1 persen menjadi MYR 3.872 per ton.
Harga CPO sudah menguat sekitar 4,06 persen sejak awal tahun 2024, menurut perdagangan contract for Difference (CFD) yang melacak pasar acuan komoditas ini.
Nikel
Adapun harga nikel tidak mengalami perubahan sejak Jumat pekan lalu. Harga nikel menurut situs tradingeconomics menetap di USD 20.318 per ton.
Harga nikel dipengaruhi kekhawatiran gangguan pasokan. Kerusuhan di Kaledonia Baru, wilayah luar negeri yang dikuasai Perancis dan menyimpan sekitar 20-30 persen cadangan nikel dunia, sehingga Perancis mengumumkan keadaan darurat minimal 12 hari pada 15 Mei lalu.
Kerusuhan politik terhadap pemasok nikel besar tersebut ditambah dengan sanksi yang dikenakan terhadap nikel dari Rusia telah mendorong harga di atas USD 20.000 per ton untuk pertama kalinya sejak September 2023.
Timah
Sementara itu, harga timah juga tidak mengalami perubahan sejak Jumat pekan lalu. Harga timah menurut situs tradingeconomics terpantau menetap di USD 33.451 per ton.
Harga timah melesat di tengah kuatnya permintaan dan penurunan pasokan. Eksportir terbesar, Indonesia, memicu kekhawatiran akan ketatnya pasokan secara global karena penundaan perizinan berdampak besar pada pengiriman pada kuartal I 2024, yang diperburuk oleh kekhawatiran gangguan perizinan di masa depan pada sisa tahun ini.
Hal ini memperburuk kemunduran produksi sebelumnya, yang utamanya disebabkan oleh gangguan pertambangan di Negara Bagian Wa, Myanmar di tengah perang yang terjadi di negara tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar