Search This Blog

Ralph Scheunemann: Diaspora Harus Dimanfaatkan buat Timnas Wanita Indonesia

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Ralph Scheunemann: Diaspora Harus Dimanfaatkan buat Timnas Wanita Indonesia
May 15th 2024, 18:52, by Tio Ridwan, kumparanBOLANITA

Potret Ralph Scheunemann, ayah dari pemain Timnas Wanita Indonesia, Claudia Scheunemann Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Potret Ralph Scheunemann, ayah dari pemain Timnas Wanita Indonesia, Claudia Scheunemann Foto: Iqbal Firdaus/kumparan

Kegagalan demi kegagalan yang dihadapi Timnas Wanita Indonesia agaknya membuat Ralph Scheunemann sedikit jengkel. Ayah dari pesepak bola wanita Indonesia Claudia Scheunemann itu merasa banyak hal yang seharusnya bisa diupayakan, justru tidak dilakukan oleh federasi.

Terakhir di Piala Asia Wanita U-17, ketika Indonesia kalah di semua laga di fase grup dengan skor mencolok. Ia bilang pemain-pemain Indonesia kurang pengalaman bertanding di level tinggi dan ini sebenarnya bisa dihindari apabila PSSI mengambil beberapa langkah strategis.

Hal pertama yang ia cermati, tentu saja, adalah ketiadaan liga/kompetisi yang konsisten dan berjenjang. Menurutnya, kompetisi wajib hukumnya agar pemain punya jam terbang yang cukup.

"Nah, di usia-usia muda dibinalah, dibikin pertandingan rutin. Apakah Piala Pertiwi atau apa, tapi sering! You harus main. You harus bedakan. Claudia itu seminggu 5-6 kali main bola, yang lain itu belum tentu dua kali seminggu. Dan mainnya sama siapa? Itu kan," ujar Ralph kepada kumparanBOLANITA, Jumat (10/5) di Ubud, Bali.

Pesepak bola Timnas Indonesia Putri U-17 Claudia Scheunemann (kiri) dihadang pesepak bola Lauren Villasin (kanan) saat pertandingan Grup A Piala Asia Putri U-17 2024 di Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar, Bali, Senin (6/5/2024). Foto: Fikri Yusuf/ANTARA FOTO
Pesepak bola Timnas Indonesia Putri U-17 Claudia Scheunemann (kiri) dihadang pesepak bola Lauren Villasin (kanan) saat pertandingan Grup A Piala Asia Putri U-17 2024 di Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar, Bali, Senin (6/5/2024). Foto: Fikri Yusuf/ANTARA FOTO

Ia juga menyayangkan mengapa PSSI, meskipun lolos otomatis sebagai tuan rumah Piala Asia Wanita U-17, tidak mengambil pilihan untuk tetap mengikuti Piala Asia Wanita U-17.

"Nah, di luar itu saya juga sayangkan, harusnya kita itu juga ikut kualifikasi AFC sebelumnya tapi nggak dapet poin, karena kita tuan rumah. Harusnya kita bisa main, 3 kali 2 kan 6 kali. Itu sebagai jam terbang, itu yang tidak dijalankan oleh PSSI," tambah Ralph.

Selain kompetisi, satu hal lain yang menurut Ralph harus dilakukan PSSI adalah memanfaatkan pesepak bola wanita diaspora yang tersebar di beberapa negara.

"Diaspora loh, bukan naturalisasi. Contoh, Claudia itu pegang paspor Jerman sama paspor Indonesia. Dia boleh menentukan pada usia 18 paling lambat 21, pilih negara mana. Di luar itu dia masih bebas, dia boleh main," kata Ralph.

"Nah, itu banyak putri-putri yang main-main di Eindhoven, Ajax, Groningen, Jerman, main di Amerika dll, banyak. Mereka kan putri Indonesia juga. Hei, 50 percent of their blood kan Indonesian," katanya.

Menurut Ralph, tak perlu banyak-banyak mengambil pemain diaspora tersebut. "Saya rasa itu perlu, tapi ambillah 3-5 gitu, sehingga dengan adanya mereka, pemain cewek Indonesia itu akan terangkat. Gaya mainnya mereka akan belajar dan mereka akan dapat banyak sekali ilmu. Kalau saya sih jujur saya setuju. Bukan setuju aja, saya bilang harus," tukas Ralph.

Media files:
01h83z0jazvwa29tj86xr694h7.jpg (image/jpeg)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar