Oct 7th 2023, 07:44, by Ema Fitriyani, kumparanBISNIS
Perusahaan pinjaman online (pinjol) AdaKami mengeklaim belum menemukan identitas terduga nasabahnya yang bunuh diri. Direktur Utama AdaKami, Bernardino Moningka Vega Jr, menjelaskan hal tersebut berdasarkan hasil investigasi terbaru yang dilakukan perusahaan.
"Berita viral dugaan bunuh diri dari nasabah kami, sejak berita itu ditayangkan AdaKami sudah melakukan investigasi. Dan dari investigasi kita tidak menemukan (identitas) korban," kata Dino dalam konferensi pers di Manhattan Hotel, Jumat (6/10).
Menurut Dino, saat ini pihaknya tengah menunggu data korban dari pihak yang membuat kabar ini menjadi viral. Selain itu, pihaknya menggandeng pihak berwajib untuk mengusut tuntas kasus ini.
"Kita masih menunggu berita dari yang memviralkan. Silakan untuk diberikan informasi tentang nama korban dan identitasnya," terangnya.
Di sisi lain, Dino juga menyebutkan bisnisnya kini merosot imbas kasus ini. Meskipun, pihaknya belum memastikan nominal kerugian yang dialami.
"Dampak secara bisnis tentunya pasti ada tapi untuk angkanya kita belum ada mungkin akhir bulan ini (diumumkan). Tapi yang kita tahu bahwa hal ini tidak berdampak positif bagi kita," kata Dino dalam konferensi pers di Hotel Manhattan, Jumat (6/10).
Mengutip tweet @rakyatvspinjol, korban yang diduga bunuh diri mendapat teror dan cacian dari pihak AdaKami hingga dapat pemecatan korban berjenis kelamin laki-laki, yang memiliki seorang anak balita perempuan berusia 3 tahun.
"Di cerita ini, aku akan pakai inisial K (korban). Korban adalah seorang suami dan ayah, yang memiliki seorang anak balita perempuan. Usia anaknya masih 3 tahun," tulis cuitan @rakyatvspinjol, dikutip Rabu.
Saat korban sulit membayar tunggakan pinjol dan telat membayar, teror dari debt collector AdaKami berdatangan. Teror pertama menyebabkan korban dipecat dari kantornya. DC Adakami terus menerus menelepon ke kantor korban yang akhirnya mengganggu kinerja operator telepon.
"Setelah itu, teror order fiktif Gojek/Gofood pun berdatangan. Dalam 1 hari, ada 5-6 order fiktif yang datang ke rumahnya. Driver ojol kadang ada yang mengerti kalau itu order fiktif, namun ada juga yang ngotot disuruh bayar," sambungnya.
Pihak keluarga mengangkat telepon yang terus menerus meneror K setelah K meninggal. Orang tersebut mengaku dari pihak Adakami. Teror debt collector masih terus berlanjut dan masih terus mengirimkan order fiktif Gofood ke rumah korban, meskipun korban sudah meninggal dunia.
"Kasus ini pernah sampai di tangan kepolisian, polisi lah yang menemukan surat terakhir yang ditulis oleh K. Di dalamnya K menulis dengan sangat jelas bahwa 'AdaKami telah merusak hidupnya'," lanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar