Dec 31st 2024, 16:10, by Tim Manado Bacirita, Manado Bacirita
MANADO - Partisipasi pemilih pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2024 di Sulawesi Utara (Sulut) ada di angka 76,62 persen, di mana Kota Manado menjadi yang paling rendah dengan capaian hanya 64,91 persen.
Rendahnya angka partisipasi pemilih di Pilkada Sulut ini, tak lepas dari kaitannya dengan praktik money politics. Hal ini disampaikan oleh akademisi Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, DR Ferry Daud Liando.
Menurut Ferry, tingkat partisipasi pemilih yang rendah di Sulut sejalan dengan keberhasilan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dalam menekan pelanggaran pemilu, khususnya peredaran money politics.
"Di tengah regulasi yang sulit, Bawaslu ini perlu diapresiasi karena sangat progresif. Buktinya partisipasi kita itu rendah. Kenapa rendah? Karena keberhasilan mencegah politik uang," ujar Ferry dalam Evaluasi Kinerja Bawaslu Sulut, pada Selasa (31/12).
Pernyataannya ini menurut Ferry bukan tanpa alasan. Dia menyebutkan jika pada penelitian yang dilakukannya di tahun 2015, ditemukan fakta jika money politics menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pemilih untuk datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Oleh karena itu, Dekan FISIP Unsrat ini menyebut meski jumlah pemilih cenderung menurun, tetapi hal ini justru menunjukkan adanya peningkatan kualitas pemilih, karena semakin memahami esensi dari pemilihan dan tidak semata-mata memiliki karena politik uang.
"Keberhasilan pemilihan itu tidak tergantung pada kuantitas saja, tetapi jika melihat saat ini kualitas pemilih kita sudah baik, tidak bisa dimobilisasi dengan politik uang," kata Ferry kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar