Jun 16th 2023, 18:08, by Nurul Hidayati, kumparanNEWS
Arab Saudi akan mengamati hilal (bulan sabit) awal Zulhijah pada Minggu, 18 Juni. Pengamatan ini penting untuk menentukan waktu puncak ibadah haji dan Idul Adha 1444 Hijriah.
Mengutip Sabq, Mahkamah Agung Arab Saudi pada Jumat (16/6) menyerukan masyarakat untuk mengamati hilal awal Zulhijah pada Minggu, 18 Juni 2023 petang, bertepatan dengan tanggal 29 Zulqaidah 1444 Hijriah.
Zulhijah merupakan bulan ke-12 dalam kalender Islam (Hijriah) yang mendasarkan pada perputaran bulan (lunar/kamariah).
Haji dimulai pada tanggal 8 Zulhijah [Hari Tarwiyah] , lalu wukuf [berdiam diri] di Padang Arafah yang merupakan syarat sahnya haji pada 9 Zulhijah, disambung ibadah lainnya hingga tanggal 12/13 Zulhijah. Sedang Idul Adha atau Hari Raya Kurban jatuh pada 10 Zulhijah.
Zulhijah yang juga disebut bulan haji merupakan periode sangat sibuk di Arab Saudi karena jutaan umat Islam berdatangan ke negara itu untuk melaksanakan rukun Islam kelima di Makkah. Tahun ini, diperkirakan jemaah haji berjumlah 2,6 juta.
Sidang Isbat di Kantor Kemenag RI
Sementara itu, Kementerian Agama RI juga akan menggelar sidang isbat penetapan awal Zulhijah 1444 H pada Minggu, 18 Juni 2023. Sidang isbat akan digelar di Auditorium H.M Rasjidi Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
"Sidang isbat awal Zulhijah akan dilaksanakan Minggu, 18 Juni 2023 atau bertepatan dengan tanggal 29 Zulqaidah," ujar Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag, Adib, dikutip dari situs Kemenag.
Adib menjelaskan, sidang penetapan awal Zulhijah ini merupakan salah satu bentuk layanan keagamaan bagi masyarakat dalam menjalankan ibadah di Hari Raya Idul Adha.
Adib menjelaskan, Kemenag juga akan menggelar pengamatan atau rukyatul hilal awal Zulhijah pada 99 titik di Indonesia. Hasil rukyatul hilal merupakan salah satu rujukan dalam penetapan waktu Idul Adha 1444 H.
Sidang isbat akan dihadiri duta besar negara sahabat, Komisi VIII DPR RI, Mahkamah Agung, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Informasi Geospasial (BIG), Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB), Planetarium, pakar falak dari ormas-ormas Islam, serta lembaga dan instansi terkait lainnya.
Sementara itu, Muhammadiyah, ormas Islam terbesar kedua setelah Nahdlatul Ulama (NU), telah menetapkan Idul Adha jatuh pada 28 Juni. Muhammadiyah selama ini menentukan hari-hari besar Islam menggunakan metode penghitungan secara astronomis (hisab) sehingga sudah bisa menentukan jauh-jauh hari sebelumnya.
Diperkirakan, Idul Adha di Indonesia akan berbeda, yaitu 28 dan 29 Juni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar