Search This Blog

Masjid Agung Tuban di Jatim, Bukti Kejayaan Islam di Zaman Kerajaan Majapahit

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Masjid Agung Tuban di Jatim, Bukti Kejayaan Islam di Zaman Kerajaan Majapahit
Apr 1st 2023, 15:15, by Masruroh, BASRA (Berita Anak Surabaya)

Gubernur Khofifah saat mengunjungi Masjid Agung Tuban. Foto: Humas Pemprov Jatim
Gubernur Khofifah saat mengunjungi Masjid Agung Tuban. Foto: Humas Pemprov Jatim

Di bulan Ramadan ini Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menjelajahi masjid-masjid legendaris di Jawa Timur. Salah satu masjid legendaris yang dikunjungi Khofifah adalah Masjid Agung Tuban yang terletak di Alun-alun Kabupaten Tuban.

Masjid Agung Tuban dibangun dengan menggunakan pola lengkungan untuk menghubungkan tiang penyangga, sehingga menghasilkan pola ruang dengan kolom-kolom. Pola ini seakan terinspirasi dari ruang dalam Masjid Cordoba, Spanyol.

Menurut peneliti Islam di Pulau Jawa, GF Pijper, cerita yang berkembang menyebut rujukan rancangan masjid ini adalah Hagia Sofia lstanbul. Selain berkubah, Masjid Agung Tuban juga salah satu masjid terawal yang miliki arcade atau selasar.

Gaya arsitektur khas Nusantara dapat ditemui pada pintu dan mimbar yang terbuat dari kayu dengan ornamen ukiran khas Jawa. Di sayap mihrab terdapat tangga dari bahan kuningan mencirikan gaya khas ornamen Jawa klasik.

Masjid tersebut didirikan pada masa pemerintahan Adipati Raden Ario Tedjo atau yang dikenal dengan Syeh Abdurrahman, Bupati Tuban ke-7. Kapan pendirian masjid tersebut tidak tercatat secara pasti, namun diperkirakan pada abad ke-15 karena Adipati Raden Ario Tedjo berkuasa sekitar 1401-1419.

"Masjid ini adalah bagian dari bukti kejayaan Islam pada zaman kerajaan majapahit," kata Gubernur Khofifah, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (1/4).

"Islam dalam sebuah kesenian tradisional yang indah dan dekat dengan masyarakat patut kita jadikan teladan," sambungnya.

Tak jauh dari Masjid Agung Tuban terdapat makam salah satu wali dari Wali Songo, Sunan Bonang. Khofifah menyebutkan bahwa Sunan Bonang adalah simbol harmonisasi antar umat beragama. Hal tersebut tampak dari adanya sejumlah tempat ibadah di sekitar alun-alun Tuban yang hingga kini masih berdiri tegak dan digunakan untuk beribadah. Bangunan masjid, klenteng, pura dan gereja yang membentuk seperti kompleks tersebut telah dibangun sejak zaman Sunan Bonang.

"Ajaran beliau dalam merajut kerukunan dan perdamaian antar umat beragama ini masih relevan hingga sekarang. Ini yang harus kita teladani dan terapkan dalam kehidupan sekarang. Meski berbeda-beda, tapi tetap satu," jelasnya

Tak hanya itu, bukti toleransi dan keberagaman di Tuban juga tampak dalam Prasasti Kalpataru yang merupakan rangkuman dari buah pemikiran Sang Wali. Pada prasasti setinggi 180 cm tersebut terukir empat tempat ibadah untuk agama berbeda-beda yakni masjid mewakili agama Islam, candi mewakili agama Hindu, klenteng mewakili Tridharma (Buddha, Tao dan Konghucu) serta wihara mewakili agama Buddha. Satu lagi, terdapat arca megalitik atau kebudayaan mewakili pemujaan leluhur.

"Melalui prasasti itulah kita bisa memaknai sebagai adanya ajaran dan kepercayaan yang berbeda-beda tidak membuat antar umat beragama terpecah-belah. Melalui sikap toleransi dalam perbedaan agama itulah kenapa Islam dapat menyebar secara luas," ungkap Khofifah.

Bangunan makam Sunan Bonang pun cukup unik. Karena untuk masuk cungkup, peziarah harus menundukkan badan. Bangunan cungkup yang sengaja dibuat rendah itu melambangkan penghormatan sebagai salah satu ulama tersohor di zamannya dan setelahnya.

Sementara wujud gapura paduraksa yang membagi halaman cungkup makam menjadi tiga bagian, melambangkan kesopanan dalam bertamu dengan mengucapkan salam maksimal tiga kali.

Media files:
01gwxxshrv0rrbszz6b38kkf0g.jpg (image/jpeg)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar