Direktur Celios, Bhima Yudhistira, merespons usulan Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait, bahwa orang yang tak punya rumah mestinya dimasukkan ke kategori miskin. Bhima bilang, orang yang tak punya rumah tak bisa langsung dimasukkan ke kategori miskin. Menurut dia, harus dilihat dulu alasannya mengapa seseorang tidak punya rumah. BPS juga menegaskan kemiskinan adalah ketidakmampuan ekonomi buat memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan. Jadi kemiskinan tak semata-mata diukur berdasarkan kepemilikan rumah. 📸: Dok. Antara, kumparan/Iqbal Firdaus. Follow WhatsApp Channel kumparan untuk dapat Informasi terpercaya dikirim langsung ke WhatsApp kamu. Ketik kum.pr/WAchannel di browser kamu sekarang, agar bisa share informasi tanpa ragu. #focus#kategorimiskin#news#svl#maruarar#rumah#perumahan#kemiskinan#miskin#permukiman#menteriPKP#maruararsirait#ekonomi#infoekonomi#bps#info#infoterkini#berita#beritaterkini#bicarafaktalewatberita#kumparan
"Bagaimana dia dianggap sudah tidak miskin sementara dia belum punya rumah?" Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait, usul orang yang belum punya rumah masuk kategori miskin. Ide ini tercetus setelah dia bertemu perwakilan Bank Dunia. Katanya, Bank Dunia bahkan punya indikator orang yang kekurangan kalori harian saja sudah bisa masuk kategori miskin. Pada saat yang sama, Ara usul tanah hasil sitaan koruptor dijual murah ke masyarakat kurang mampu. Pada 13 Desember 2024 lalu, Ara bertemu delegasi Bank Dunia dan buka peluang kerja sama mewujudkan target Program 3 Juta Rumah. Sebab, jika andalkan APBN, pemerintah cuma mampu bangun 257 ribu rumah. #focus#kategorimiskin#news#svl#rumah#perumahan#permukiman#menteriPKP#maruararsirait#bankdunia#info#beritaterkini#berita#infoterkini#bicarafaktalewatberita#kumparan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar