Search This Blog

Prabowo Mau Genjot 10 Produksi Perkebunan Kelapa hingga Cengkeh untuk Ekspor

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Prabowo Mau Genjot 10 Produksi Perkebunan Kelapa hingga Cengkeh untuk Ekspor
Nov 29th 2024, 14:56, by Ema Fitriyani, kumparanBISNIS

 Wamentan Sudaryono ketika ditemui di Kantor Bulog, Jakarta Selatan pada Jumat (29/11/2024). Foto: Argya D. Maheswara/kumparan
Wamentan Sudaryono ketika ditemui di Kantor Bulog, Jakarta Selatan pada Jumat (29/11/2024). Foto: Argya D. Maheswara/kumparan

Pemerintah akan menggenjot produksi 10 komoditas perkebunan agar bisa diekspor. Mulai dari kelapa, cokelat, hingga cengkeh.

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengungkap dalam program prioritas pemerintahan Prabowo, bukan hanya swasembada pangan yang ingin dikejar. Tapi juga hasil perkebunan dan pertanian yang bisa berkualitas ekspor agar menjadi nilai tambah.

"Ada program ada 10 komoditas (perkebunan) yang memang menjadi prioritas presiden. Ada kelapa, ada cokelat, ada kopi, ada karet, ada cengkeh, dan sebagainya. Itu memang produktivitas per hektarnya harus kita tingkatkan," kata Sudaryono ketika ditemui di Kantor Bulog, Jakarta Selatan, Jumat (29/11).

Untuk kelapa, Sudaryono mengatakan komoditas ini memiliki potensi yang besar dan harus diberi perhatian khusus. Dia ingin kelapa Indonesia bisa unggul seperti sawit.

Petani memperlihatkan cengkeh hasil panen di Kelurahan Tongole, Ternate, Maluku Utara. Foto: Andri Saputra/ANTARA FOTO
Petani memperlihatkan cengkeh hasil panen di Kelurahan Tongole, Ternate, Maluku Utara. Foto: Andri Saputra/ANTARA FOTO

Dia mengakui nilai ekspor Indonesia memang masih lebih kecil ketimbang beberapa negara tetangga. Karena itu, pemerintah memetakan komoditas mana saja yang memiliki potensi untuk diekspor agar nilai ekspor meningkat.

"Jadi intinya kita ada bahwa mana yang besar, itu kita perbesar nilai ekspor kita. Nilai ekspor kita harus juara lah. Karena memang nilai ekspor kita masih kalah dengan beberapa negara tetangga kita, dan kita ingin ekspor komoditi kita itu harus lebih besar," kata Sudaryono.

Ia juga mengatakan pentingnya peran penyuluhan untuk meningkatkan produktivitas. Sudaryono memberi contoh untuk komoditas kopi, Indonesia memang ketinggalan jika dibanding Vietnam. Walau demikian, Ia tidak menutup kemungkinan produktivitas tersebut dapat meningkat jika penyuluhan dilakukan dengan benar.

"Nah kita ingin, sebetulnya kan produktivitas (kopi) kita per hektar dengan Vietnam pertama, memang kita ketinggalan, kita harus akui itu. Kita hanya, kita ingin bagaimana jangan-jangan dengan luas (lahan) kopi yang sama, luas lahan yang sama kalau kita suluh penyuluhan yang benar, mekanisme yang benar itu jangan-jangan naik," ungkapnya.

Ilustrasi kebun kelapa. Foto: Shutterstock
Ilustrasi kebun kelapa. Foto: Shutterstock

Saat ini, Sudaryono bilang Kementerian Pertanian sedang mendata petani beserta lokasi kebunnya lewat Elektronik Surat Tanda Daftar Budidaya (e STD-B). Hal ini agar nantinya produk yang dihasilkan dapat diakui dan diekspor ke Eropa. Selain itu, pendataan ini juga berguna untuk melakukan penyuluhan dan pelatihan agar lebih tepat.

"Itu (e STD-B) kita lagi dorong supaya semua petani kita terdata lokasinya di mana dalam kaitannya traceable. Jadi traceable untuk kita bisa comply produknya itu diakui, bisa dibeli, bisa diekspor ke pasaran Eropa. Tujuan yang lain dengan kita tahu orang ada di mana, kita itu bisa melakukan penyuluhan atau melakukan pelatihan," jelas Sudaryono.

Media files:
01ja2kppxcq2wq237pzf5y7n6h.jpg (image/jpeg)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar