Search This Blog

Airlangga Ingin Malaysia & Honduras Kompak Demi Hilirisasi Sawit di Pasar Global

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Airlangga Ingin Malaysia & Honduras Kompak Demi Hilirisasi Sawit di Pasar Global
Nov 29th 2024, 16:55, by Ema Fitriyani, kumparanBISNIS

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan keterangan pers terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2024 di Kantor Kemeko Perekonomian, Jakarta, Selasa (5/11/2024). Foto: Fauzan/ANTARA FOTO
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan keterangan pers terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2024 di Kantor Kemeko Perekonomian, Jakarta, Selasa (5/11/2024). Foto: Fauzan/ANTARA FOTO

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto menyebut kemitraan dengan negara-negara dalam Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) yaitu Indonesia, Malaysia, dan Honduras dapat mendukung ketahanan pangan, energi, dan hilirisasi industri sawit yang juga merupakan prioritas Presiden Prabowo Subianto.

Ia mengatakan jika negara anggota CPOPC berkolaborasi dengan kuat, maka akan ada strategi bersama untuk mendukung ketahanan pangan, energi, dan hilirisasi industri sawit secara global.

"Melalui kolaborasi yang kuat antara negara anggota CPOPC, kami dapat menciptakan strategi bersama yang lebih solid untuk mendukung ketahanan pangan dan energi dunia, sekaligus memastikan sektor sawit terus berkontribusi pada pengurangan emisi karbon global," kata Airlangga dalam keterangan tertulis, Jumat (29/11).

Susaini, pekerja kebun yang sedang memindahkan janjangan kosong ke sela-sela pokok sawit. Foto: Faiz Zulfikar/kumparan
Susaini, pekerja kebun yang sedang memindahkan janjangan kosong ke sela-sela pokok sawit. Foto: Faiz Zulfikar/kumparan

Airlangga mengungkap kerja sama yang lebih erat antara Indonesia, Malaysia, dan Honduras dapat memperluas pasar sawit, dan mendukung keberlanjutan industri sawit

"Kerja sama yang lebih erat antara Indonesia, Malaysia, dan Honduras adalah langkah strategis untuk memperkuat kemitraan yang saling menguntungkan, memperluas pasar sawit, dan mendukung keberlanjutan industri sawit di tingkat global", ungkapnya.

Saat ini selain negara anggota, CPOPC juga memiliki perwakilan pemerintah dari negara-negara pengamat seperti Kolombia, Ghana, dan Papua New Guinea, serta negara-negara tamu seperti Republik Demokratik Kongo, Guatemala,Nigeria, dan Thailand.

Kongo dan Nigeria merupakan negara pengamat baru sedangkan Kolombia, Ghana, dan Papua Nugini ada dalam proses menjadi anggota penuh

"Kami menyambut Republik Demokratik Kongo (DRC) dan Nigeria sebagai Negara Pengamat baru. Selain itu, Kolombia, Ghana, dan Papua Nugini sedang dalam proses menjadi anggota penuh," ujar Airlangga.

Ilustrasi perkebunan sawit di Malaysia. Foto: ashadhodhomei/Shutterstock
Ilustrasi perkebunan sawit di Malaysia. Foto: ashadhodhomei/Shutterstock

Sebagai salah satu produsen utama minyak kelapa sawit di dunia, Indonesia juga mendukung keberlanjutan lingkungan dan ketahanan energi global. Langkah ini diimplementasikan melalui produk-produk yang mendukung keberlanjutan serta pengurangan jejak karbon.

Atas hal tersebut, Menteri Perladangan dan Komoditi Malaysia YB Datuk Seri Johari Abdul Ghani juga mengapresiasi langkah Indonesia dalam pengembangan B40.

"Kami apresiasi program B40 Indonesia, yang telah berhasil mengurangi emisi karbon hingga 32 juta ton CO2," kata Abdul.

Selain itu, Abdul juga mendorong rencana strategis untuk memastikan akses pasar yang adil dan inklusif bagi petani kecil serta praktik berkelanjutan.

"Menghadapi proteksionisme pasar dan hambatan perdagangan, Indonesia, Malaysia, dan Honduras harus memperkuat kemitraan untuk membuka akses pasar yang lebih adil dan inklusif bagi petani kecil serta memastikan keberlanjutan industri sawit," jelasnya.

CPOPC ke-12 ini menghasilkan beberapa kesepakatan untuk memperkuat program unggulan CPOP seperti pemberdayaan petani kecil dan penanggulangan hambatan perdagangan.

Selain itu, pertemuan tersebut juga membahas peluang baru di sektor energi hijau, seperti Sustainable Aviation Fuel (SAF), dalam hal ini Indonesia dan Malaysia memiliki posisi strategis untuk memimpin inisiatif tersebut. Untuk periode 2024-2025, Malaysia akan menggantikan Indonesia dari kepemimpinan CPOPC.

Media files:
01jc002dawh6vzd5swsedm7chz.jpg (image/jpeg)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar