Oct 16th 2024, 11:55, by Ema Fitriyani, kumparanBISNIS
Menjelang pengumuman suku bunga acuan Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah menguat ke posisi Rp 15.541 per dolar AS (naik 0,30 persen) pukul 11:48 WIB.
Pergerakan rupiah siang ini menjadi sentimen positif karena BI diproyeksi menahan suku bunga acuan di level 6 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan Oktober 2024 yang akan diumumkan, Rabu (16/10) siang.
Proyeksi ini muncul di tengah dinamika global yang terus berkembang, khususnya pengaruh dari kondisi geopolitik serta kebijakan moneter di Amerika Serikat.
Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, menjelaskan penguatan dolar AS terhadap mata uang utama dunia, termasuk mata uang Asia, menjadi salah satu faktor utama yang mendorong proyeksi tersebut. Menurut Josua, kondisi ini dipicu oleh eskalasi geopolitik di Timur Tengah serta rilis data tenaga kerja AS yang mengindikasikan pasar tenaga kerja di negara tersebut semakin mengetat.
"Kami perkirakan BI rate tetap di level 6 persen pada RDG bulan Oktober 2024 ini mempertimbangkan tren penguatan dolar AS terhadap mata uang utama berimplikasi pada penguatan dolar AS terhadap seluruh mata uang Asia sepanjang bulan Oktober ini," kata Josua kepada kumparan.
Dia menyebut, ketatnya pasar tenaga kerja di AS mempengaruhi ekspektasi penurunan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed. Meski begitu ruang penurunan suku bunga BI masih terbuka, terutama jika inflasi domestik tetap terkendali, khususnya inflasi inti.
Ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI), Teuku Riefky, mengungkapkan bahwa inflasi umum pada bulan September 2024 turun menjadi 1,84 persen year on year (yoy) dari 2,12 persen pada Agustus 2024. Ini merupakan level inflasi terendah sejak Desember 2021.
Penurunan inflasi didorong oleh meredanya harga pangan bergejolak, meskipun inflasi inti sedikit naik menjadi 2,09 persen (yoy) akibat kenaikan harga kopi bubuk dan biaya pendidikan.
"Pada September 2024, inflasi umum Indonesia turun menjadi 1,84 persen (yoy) dari 2,12 persen pada Agustus 2024, menandai level terendah sejak Desember 2021, terutama didorong oleh penurunan harga pangan bergejolak. Inflasi inti naik tipis menjadi 2,09 persen (yoy), didorong oleh kenaikan harga kopi bubuk dan pendidikan," kata Riefky.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar