Search This Blog

Hati-hati, Memutihkan Kulit Bisa Memicu Terjadinya Kanker Kulit

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Hati-hati, Memutihkan Kulit Bisa Memicu Terjadinya Kanker Kulit
May 28th 2023, 06:55, by Masruroh, BASRA (Berita Anak Surabaya)

Hati-hati, Memutihkan Kulit Bisa Memicu Terjadinya Kanker Kulit

Pertanyaan

Halo dok,

Saya Rininta di Surabaya. Usia saya 30 tahun. Saya ingin bertanya dok, apakah memutihkan kulit bisa memicu terjadinya kanker kulit? Kemudian gejala seperti apa saja yang perlu diwaspadai terkait kanker kulit ini? Bagaimana pula langkah pencegahan yang bisa dilakukan agar tidak terpapar kanker kulit? Terima kasih dok.

Jawaban

Hai Rininta,

Terima kasih atas pertanyaannya.

Perempuan Indonesia kebanyakan berkulit sawo matang. Justru kulit sawo matang ini yang aman dari kanker kulit. Memang kanker kulit bisa mengenai semua warna kulit, hanya saja kulit putih justru lebih rentan terhadap kanker kulit.

Nah, terkait kulit yang diputihkan tergantung bahan kimia apa yang dipakai. Selama ini yang menyebabkan kulit tampak lebih putih karena penggunaan produk yang mengandung hydroquinone. Dari penelitian, ternyata pemakaian jangka panjang hydroquinone ini bisa memicu timbulnya kanker kulit. Tapi memang butuh waktu.

Itu kenapa produk pemutih kulit harus melalui BPOM. Kalau kandungannya melebihi dosis tertentu, akan menimbulkan risiko kanker kulit.

Sehingga treatment memutihkan kulit seharusnya dilakukan oleh dokter yang berkompeten. Sekarang ini kan banyak salon-salon kecantikan yang menawarkan treatment memutihkan kulit.

Kulit sawo matang itu justru yang aman karena melaninnya banyak. Melanin ini melindungi kulit dari sinar UV, dan perlindungan dari panas. Itu kenapa kanker kulit banyak dialami oleh mereka yang berkulit putih, karena melaninnya sedikit sehingga tidak terlalu kuat melawan paparan sinar ultraviolet.

Kanker kulit adalah salah satu jenis kanker yang paling umum di seluruh dunia. Kondisi ini terjadi Ketika sel-sel kulit mengalami pertumbuhan yang tidak terkontrol dan membentuk tumor ganas.

Ada dua jenis utama kanker kulit, yakni melanoma dan non-melanoma atau disebut karsinoma. Perbedaan paling jelas dari dua jenis kanker tersebut, ada pada jenis sel yang mengalami keganasan alias kanker.

Kanker kulit Non-Melanoma sendiri masih dibagi menjadi karsinoma sel basal, jenis kanker kulit yang berasal dari sel yang ada di bagian paling dalam dari lapisan kulit yang paling luar (epidermis). Dan karsinoma sel skuamosa, jenis kanker kulit yang berasal dari sel yang ada di bagian tengah dan paling luar dari epidermis.

Sedangkan melanoma adalah jenis kanker kulit yang berasal dari sel yang berfungsi untuk menghasilkan pigmen kulit atau melanosit. Kanker kulit melanoma lebih jarang terjadi dibandingkan dengan dua jenis lainnya. Namun demikian, jenis kanker tersebut bisa dibilang lebih berbahaya.

Kanker kulit disebabkan oleh mutasi atau perubahan genetik yang terjadi pada sel kulit. Penyebab perubahan tersebut belum dapat diketahui, tetapi dugaan kuat terjadi karena paparan sinar matahari berlebihan. Sinar ultraviolet bisa mengakibatkan kerusakan kulit dan memicu pertumbuhan abnormal pada sel kulit. Inilah yang selanjutnya meningkatkan potensi kanker.

Selain itu, masih ada beberapa kondisi lainnya yang turut berperan dalam meningkatkan risiko seseorang mengalami kanker kulit, salah satunya faktor internal. Ada pun kondisi yang termasuk dalam faktor internal, di antaranya ada riwayat kanker kulit dalam Keluarga.

Seseorang yang pernah mengalami kanker kulit memiliki risiko tinggi mengalami masalah kesehatan tersebut kembali. Risiko juga meningkat apabila terdapat anggota keluarga dengan riwayat penyakit kanker kulit.

Kemudian mereka yang juga berisiko adalah pemilik kulit putih, sepeti yang sudah dijelaskan di atas tadi.

Selanjutnya yang juga berisiko adalah mereka yang memiliki tahi lalat dalam jumlah banyak atau ukurannya lebih besar lebih berisiko mengalami kanker kulit.

Orang-orang dengan imunitas tubuh yang lemah juga sangat berisiko mengalami kanker kulit, misalnya pengidap HIV/AIDS dan kelompok orang yang mengonsumsi obat jenis imunosupresif.

Kemudian munculnya solar keratosis. Paparan sinar matahari bisa mengakibatkan terbentuknya bercak kasar dan bersisik dengan warna yang beragam pada area tangan maupun wajah. Kondisi yang dikenal dengan solar keratosis ini bisa disebut sebagai kondisi prakanker yang sangat berpotensi untuk berubah menjadi kanker.

Selain faktor internal tersebut, kanker kulit juga dipicu oleh faktor eksternal, seperti paparan sinar matahari. Orang yang kerap terkena paparan sinar matahari, terlebih ketika tidak memakai tabir surya memiliki risiko lebih tinggi mengalami kanker kulit. Kondisi ini biasanya terjadi pada masyarakat yang tinggal di dataran tinggi atau wilayah dengan iklim tropis.

Pengidap eksim atopik atau jerawat yang melakukan pengobatan dengan terapi radiasi juga berisiko tinggi terserang kanker kulit, terlebih jenis karsinoma sel basal.

Terkena paparan senyawa atau bahan kimia juga bisa memicu kanker kulit. Terdapat banyak bahan atau senyawa kimia yang diyakini bisa mengakibatkan kanker kulit atau bersifat karsinogenik, salah satunya yaitu arsenic.

Ada beberapa gejala kanker kulit yang perlu diwaspadai, di mana gejala kanker kulit biasanya akan muncul pada bagian tubuh yang lebih sering terkena paparan sinar matahari, seperti wajah, kulit kepala, leher, tungkai, lengan, dan telinga.

Meski demikian, kanker kulit juga dapat muncul pada bagian tubuh lainnya, seperti kaki, telapak tangan, hingga area kelamin.

Gejala kanker kulit terbagi berdasarkan jenisnya, yaitu karsinoma sel basal yang ditandai dengan munculnya benjolan lunak dan mengkilat pada permukaan kulit. Bisa juga berupa lesi dengan bentuk datar pada kulit yang berwarna gelap atau cokelat kemerahan yang mirip dengan daging.

Kemudian karsinoma sel skuamosa yang ditandai dengan munculnya benjolan berwarna merah dan keras pada kulit. Bisa juga berupa lesi dengan bentuk datar dan bersisik mirip seperti kerak. Lesi tersebut bisa terasa gatal, berdarah, bahkan menjadi kerak.

Kanker kulit melanoma yang ditandai dengan munculnya bercak atau benjolan yang berwarna cokelat. Melanoma memang mirip seperti tahi lalat biasa, tetapi bentuknya tidak beraturan. Metode ABCDE bisa digunakan untuk membedakan melanoma dengan tahi lalat biasa.

A itu Asimetris, sebagian besar kanker kulit melanoma memiliki bentuk tidak simetris. B itu Border atau pinggiran dari kanker kulit melanoma cenderung tidak beraturan. C untuk Color atau warna dari kanker kulit melanoma biasanya lebih dari satu. D itu Diameter atau ukuran kanker kulit melanoma biasanya lebih dari 6 milimeter. Dan E untuk Evolusi, yaitu terjadinya perubahan bentuk, warna, atau ukuran tahi lalat. Ini merupakan tanda yang paling penting dari kanker kulit melanoma.

Untuk pengobatan kanker kulit bergantung pada jenis, lokasi, dan stadium kanker kulit. Ada beberapa pilihan pengobatan yang dapat dilakukan, yakni krioterapi yang dapat dilakukan dengan memakai nitrogen cair guna menghasilkan suhu dingin dan mematikan sel kanker pada stadium awal.

Tindakan operasi atau bedah, dilakukan dengan mengangkat jaringan kanker sekaligus bagian kulit sehat yang ada di sekitarnya. Prosedur ini bisa dilakukan dengan mengangkat sel tumor yang tumbuh pada tiap lapisan kulit sekaligus memeriksa setiap lapisan di bawah mikroskop sehingga tidak ada lagi sel kanker yang tersisa. Prosedur ini dikenal dengan istilah operasi Mohs.

Kuretase yang dilakukan dengan mengangkat jaringan kanker dengan menggunakan sebuah alat khusus yang disebut dengan kuret. Selanjutnya, sel kanker yang tersisa akan dibakar dengan menggunakan jarum listrik atau kauterisasi.

Kemudian radioterapi. Prosedur ini dilakukan dengan memberikan paparan radiasi untuk menghilangkan sel kanker. Radioterapi digunakan saat prosedur pembedahan tidak bisa dilakukan atau penyebaran sel kanker telah semakin meluas.

Pengobatan juga bisa dilakukan dengan kemoterapi. Prosedur kemoterapi dilakukan dengan pemberian obat yang dipakai secara oral maupun injeksi atau suntikan untuk membantu membunuh sel kanker. Atau dengan terapi biologis. Metode pengobatan ini dilakukan dengan pemberian obat atau zat yang bisa merangsang sistem.

Sedangkan cara yang paling baik yang bisa dilakukan untuk mencegah kanker kulit adalah memberikan perlindungan pada kulit dari paparan sinar ultraviolet, seperti menghindari paparan sinar matahari berlebihan pada siang hari, terutama antara pukul 10.00 hingga 16.00. Pakai tabir surya secara rutin untuk mencegah terjadinya penyerapan sinar UV ke dalam kulit sekaligus mengurangi risiko terjadinya kerusakan pada kulit karena sinar matahari.

Kenakan pakaian yang menutup tubuh, seperti baju berlengan panjang dan celana panjang. Sebaiknya, kenakan topi dan kacamata hitam ketika keluar rumah untuk membantu memberikan perlindungan ekstra pada area mata dan kepala dari sinar matahari.

Sebisa mungkin, hindari pemakaian tanning bed atau alat untuk menggelapkan kulit. Sebab, alat ini memancarkan radiasi ultraviolet yang sangat berbahaya untuk kulit.

Selalu berhati-hati ketika menggunakan obat yang dapat menyebabkan efek samping pada kulit, salah satunya antibiotik. Kemudian rutin melakukan pemeriksaan kulit dan segera tanyakan pada dokter jika terdapat kelainan atau perubahan pada kulit.

Narasumber:

dr. Ulinta Purwati Pasaribu,. Sp.Rad (K) Onk. Rad. Dokter Spesialis Onkologi Radiasi Adi Husada Cancer Center (AHCC).

Media files:
01h1fpeysbg48ecswq4qc7nfyf.jpg (image/jpeg)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar