Feb 1st 2025, 13:00, by Nabilla Fatiara, kumparanMOM
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana merencanakan daerah-daerah yang memiliki potensi lokal seperti serangga untuk dijadikan menu Makan Bergizi Gratis (MBG). Rencana ini tidak akan berlaku secara nasional, tetapi disesuaikan dengan daerah yang menjadikan serangga sebagai salah satu sumber proteinnya.
Ya Moms, sebagai salah satu komponen nutrisi yang penting, protein memiliki peranan penting dalam meningkatkan metabolisme tubuh, pertumbuhan jaringan baru, hingga memproduksi enzim-enzim yang esensial bagi fungsi tubuh.
Umumnya, sumber protein bisa berasal dari daging-dagingan seperti sapi dan ayam, telur, ikan, dan susu. Namun, kenyataannya, tidak semua daerah memiliki pasokan sumber protein tersebut.
Sehingga, menurut Tim Dewan Pakar Badan Gizi Nasional, Prof. Dr. Ir. Epi Taufik, S.Pt, MVPH, MSi, IPM, bagi daerah yang anak-anaknya menyukai berbagai serangga seperti ulat sagu, belalang, dan sebagainya, maka bisa dijadikan salah satu opsi menu MBG.
"Jadi, bukan berarti di Jawa yang tidak biasa makan itu disuruh makan. Harus berbasis sumber daya lokal dan memenuhi standar gizi BGN. Misalnya, karbohidrat di Papua ada sagu, jadi enggak harus nasi. Kalau protein hewaninya, kalau di sana biasa, misalnya tikus pohon, dan memang anak-anak suka, ya nanti tinggal dihitung saja oleh SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) berapa kandungan gizinya," ungkap Epi kepada wartawan, Jumat (31/1).
"Di Jawa ada kan, misalnya laron dibuat peyek, disangrai. Ya, kalau dihitung, pasti ada protein hewaninya," imbuh dia.
Jadi, Epi menekankan menu MBG akan selalu menyesuaikan dengan sumber pangan lokal masing-masing daerah. Apa pun sumber makanannya, nanti akan ada ahli gizi dari SPPG yang akan menilai kandungan gizinya sebelum dibuatkan menu untuk anak-anak.
Dosen Fakultas Peternakan IPB University itu juga mengungkapkan BGN tidak bertugas untuk menetapkan menu MBG. Melainkan, menetapkan standar kandungan gizi yang disesuaikan dengan usia anak-anak sekolah dari PAUD hingga SMA.
"Misalnya, untuk protein hewani kalau di Jawa, yang banyak disenangi itu ayam dan telur. Daging sapi pun anak-anak tidak terlalu [suka], paling sebulan 2-3 kali minta daging sapi. Di daerah pesisir kan ikan, jadi kita sediakan ikan. Yang penting standar gizinya terpenuhi," tutur Epi.
Pernyataan Kepala BGN tentang Serangga sebagai Menu MBG
Kepala BGN Dadan Hindayana sebelumnya mengungkapkan tidak semua daerah memiliki sumber protein yang sama. Misalnya, ada daerah yang suka makan serangga, maka bisa diusulkan untuk dijadikan menu MBG di wilayah tersebut.
"Menunya enggak kami tetapkan secara nasional. Di satu daerah banyak telur, lainnya ayam atau ikan. Variasinya berbasis sumber daya lokal. Dan mungkin aja ada satu daerah suka makan serangga, belalang, ulat sagu, bisa jadi bagian dari protein," kata Dadan di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Sabtu (25/1).
Menurut Dadan, usulan serangga dijadikan menu MBG merupakan salah satu keragaman pangan di Indonesia yang bisa diakomodir.
"Itu [serangga] salah satu contoh ya, kalau ada daerah-daerah tertentu yang terbiasa makan seperti itu, itu bisa menjadi menu di situ," tutup dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar