Search This Blog

Inflasi AS Masih Tinggi, Suku Bunga BI Diprediksi Tak Turun hingga Akhir Tahun

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Inflasi AS Masih Tinggi, Suku Bunga BI Diprediksi Tak Turun hingga Akhir Tahun
Nov 5th 2023, 20:34, by Ema Fitriyani, kumparanBISNIS

Ilustrasi Bank Indonesia. Foto: Shutterstock
Ilustrasi Bank Indonesia. Foto: Shutterstock

Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro memproyeksikan suku bunga acuan Indonesia tidak akan turun sebelum kuartal I 2024. Artinya, Indonesia akan melewati pergantian tahun dengan suku bunga 6 persen seperti yang sudah ditetapkan Bank Indonesia per Oktober 2023.

Hendry memandang, keputusan yang diambil oleh Bank Indonesia ini berkaitan erat dengan inflasi di negara adidaya Amerika Serikat.

"Kemungkinan suku bunga acuan turun memang masih agak lama. Mungkin first cut di awal kuartal II 2024. Semuanya tergantung arah inflasi di AS konsisten ke arah 2 persen atau tidak," kata Andry saat dihubungi kumparan pada Minggu (5/11).

Di sisi lain, menurutnya, suku bunga BI ini bergantung pada outlook inflasi domestik saat ini serta selisih dengan Federal Funds Rate (FFR).

"Kalau FFR tidak mengubah guidance ke atas lagi, mestinya ruang kenaikan menjadi kecil. BI rate cut tergantung sinyal pelonggaran moneter di AS. Tentu BI akan ahead the curve," jelas Andry.

Lebih lanjut Andry menjelaskan, hal ini kemudian akan menyebabkan adanya tekanan capital outflows. "Saat ini capital market sangat positif setelah FOMC meeting November ini karena tone-nya yang less hawkish," tambahnya.

Sehingga Andry bilang, pemerintah perlu menjaga inflasi agar selalu rendah, menjaga likuiditas domestik market, utamanya likuiditas valas.

"Lalu emastikan DHE secara konsisten masuk ke dalam negeri, memitigasi tekanan Rupiah dan sisi impor dan memitigasi siklus impor yang tinggi dan pembayaran utang," tutup Andry.

Suasana gedung-gedung bertingkat di Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Suasana gedung-gedung bertingkat di Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6 persen di per Oktober 2023. Kenaikan itu di luar ekspektasi pasar karena BI telah menahan suku bunga selama 8 bulan berturut-turut di level 5,75 persen.

Perry bilang, kenaikan suku bunga acuan BI terjadi karena dinamika global bergerak sangat cepat. Bahkan, dia menyebut ada lima hal yang membuat BI menaikkan suku bunga.

"Dinamika global sangat cepat, dan very unpredictable. RDG bulan lalu memang kita sampaikan apa-apa yang kita lihat dengan informasi terbaru pada waktu itu, tapi 2 minggu kemudian terjadi perubahan yang sangat cepat," kata Perry dalam konferensi pers di Kantor Pusat BI, Kamis (19/10).

Hal ini kemudian dipandang oleh Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy Nicholas Mandey sebagai hal yang dapat menurunkan daya beli masyarakat.

"Artinya apa? Dalam beberapa bulan akan ada adjustment bunga dan itu pasti akan membuat daya beli berkurang karena masyarakat akan membayar bunga yang naikin itu kan," kata Roy.

Media files:
01gzrjqs9wr0j90fpbptdz703r.jpg (image/jpeg)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar