KPU melakukan rekapitulasi hasil Pilkada Serentak 2024 secara manual berjenjang di setiap TPS. Untuk melihat hasil suara yang sudah terkumpul, masyarakat dapat mengakses melalui Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap).
Namun, kali ini KPU tidak menampilkan grafik ataupun diagram tabulasi yang memuat angka total keseluruhan suara. Sehingga publik hanya dapat melihat form C1 di masing-masing TPS.
Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Dede Yusuf Macan Effendi, memberikan pendapat atas kebijakan tersebut. Baginya, langkah yang dilakukan KPU dapat mencegah kecurangan dari manipulasi data.
"Kalau saya melihat pengalaman kami sebagai peserta pemilu, paling sulit itu mendapatkan C1 hasil. Kalau diagram bisa dinaiki lebih banyak, lebih sedikit. Kadang-kadang kita tidak jelas. Ini menurut kami, " kata Dede usai menghadiri pengecekan Sirekap, di Kantor KPU RI, Jakarta Pusat, Senin (2/12).
"Bayangkan sekarang siapa pun nanti yang ikut, dalam kurun dua hari dia sudah punya data yang lengkap. Ini bisa mengurangi kecurangan-kecurangan. Karena kadang-kadang yang tidak terjadi adalah kita tidak memiliki foto C1 hasil. Itu yang seringkali bermasalah, sehingga akhirnya katanya segini, katanya segitu," sambungnya.
Belum lagi, kata Dede, hasil survei lembaga independen yang membuat orang-orang beranggapan bahwa sudah sepantasnya calon tersebut menang karena memperoleh hasil survei yang tinggi.
Jadi dengan tidak adanya diagram tabulasi, Dede mengatakan, masyarakat bisa dengan bebas menghitung sendiri.
"Belum ditambah survei-survei yang seolah-olah kayaknya mendrive (menyetir) orang bahwa dia yang sudah pasti menang. Kalau ini menurut saya lebih bagus dari diagram. Karena kita bisa menghitung sendiri, kalau diagram itu, ibaratnya hanya data yang dikumpulkan dari hasil angka terakhir saja," kata Dede
Tidak ada komentar:
Posting Komentar