Nov 23rd 2024, 17:31, by Muhammad Darisman, kumparanBISNIS
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) mengungkapkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) akan menyasar 17 juta penerima di tahun 2025.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy menilai, program MBG dapat menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan produktif, sekaligus mendorong produktivitas, menyerap tenaga kerja, menaikkan pendapatan petani, hingga meningkatkan daya beli masyarakat.
Tidak hanya menyasar pelajar dan santri dari jenjang PAUD hingga SMA dan sederajat, program MBG juga ditujukan kepada ibu menyusui, ibu hamil, dan balita. Rachmat mengakui, masyarakat Indonesia saat ini masih kekurangan nutrisi.
"Program ini merupakan program investasi, merupakan langkah strategis untuk mengatasi kekurangan nutrisi, kita tahu bahwa saat ini Indonesia mengalami kekurangan nutrisi," katanya saat CORE Economic Outlook 2025, Sabtu (23/11).
Menurut catatan Bappenas, tingkat kelaparan Indonesia berada di paling atas negara-negara ASEAN dan di peringkat ke-77 dari 127 negara di dunia. Tercatat, 7,2 persen populasi Indonesia kekurangan kalori, kemudian 26,8 persen balita mengalami stunting.
Bappenas juga mencatat 2,1 persen anak di Indonesia meninggal sebelum usia 5 tahun, serta 10 persen badan balita di bawah level ideal. Rachmat meyakini program ini bisa berdampak positif memperbaiki kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
Di sisi lain, Rachmat juga meyakini program ini bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional. Dalam perhitungannya, kontribusi program MBG terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia minimal 0,1 persen setiap tahunnya.
"Diperkirakan pertambahan pertumbuhan ekonomi paling sedikit 0,1 persen bisa dicapai melalui program ini, dan menurut perhitungan awal, tidak hanya 0,1 tapi bisa ditingkatkan lagi. Pertumbuhan ekonomi karena makan bergizi gratis bisa berkelanjutan dan sekaligus menyerapkan pemerataan," ungkapnya.
Dalam catatan Kementerian PPN/Bappenas, tahapan implementasi MBG pada tahun 2025 yakni mulai dari Januari-Maret dengan anggaran Rp 3,48 triliun, kemudian April-Juni sebesar Rp 6,69 triliun, dan Juli-Desember sebesar Rp 41,34 triliun.
Dengan demikian, total anggaran untuk implementasi MBG di tahun 2025 mencapai Rp 51,53 triliun untuk 17 juta penerima manfaat yang meliputi siswa dan santri serta ibu menyusui, ibu hamil, dan balita.
Rinciannya, jumlah penerima program MBG pada Januari-Maret yakni siswa dan santri sebanyak 2,95 juta penerima, sementara ibu menyusui, ibu hamil, dan balita sebanyak 510 ribu penerima.
Kemudian, periode April-Juni bertambah menjadi siswa dan santri sebanyak 6 juta penerima dan ibu menyusui, ibu hamil, balita sebanyak 1,08 juta penerima.
Terakhir, jumlah penerima program MBG pada periode Juli-Desember meliputi siswa dan santri sebanyak 15 juta penerima, sementara ibu menyusui, ibu hamil, dan balita sebanyak 2,89 juta penerima.
Sebelumnya, Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana mengatakan butuh Rp 800 miliar per hari untuk implementasi program MBG, ketika program tersebut berjalan penuh untuk 82,9 juta penerima.
Anggaran makan bergizi gratis yang dialokasikan melalui Badan Gizi Nasional itu akan mencapai total sekitar Rp 400 triliun. Dadan merinci, Badan Gizi Nasional nantinya akan memiliki total pengeluaran harian sekitar Rp 1,2 triliun, di mana 75 persen dari anggaran tersebut dialokasikan untuk intervensi makan bergizi gratis.
"Sebanyak 75 persen dari Rp 1,2 triliun itu untuk intervensi makan bergizi, itu kurang lebih Rp 800 miliar setiap hari," ungkapnya saat BNI Investor Daily Summit 2024, Selasa (8/10).
Dadan memberikan catatan bahwa total pengeluaran harian itu ketika program sudah berjalan untuk 82,9 juta penerima. Pasalnya, program yang baru berjalan mulai Januari 2025 itu akan dilakukan bertahap.
Dia mengungkapkan, tahun depan rencananya baru ada sekitar 5.000 satuan pelayanan yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan demikian, total penerima makan bergizi gratis untuk tahun depan baru 15 juta anak alias pelajar.
"Dari awal kita gunakan untuk intervensi 3 juta anak dulu. Nanti naik ke 6 juta di April. Nanti di Juli baru 15 juta. Nanti itu bisa dihitung dari jumlahnya itu (total anggarannya), tinggal bisa 3 juta kali Rp 15 ribuan saja," tandas Dadan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar