Bank Indonesia (BI) Sumsel memprediksi sepanjang Pilkada 2024 inflasi atau pertumbuhan ekonomi naik, meski masih dalam kondisi positif. Kepala BI Sumsel Ricky P Ghozali menyebutkan inflasi dipicu karena faktor berbagai kegiatan dan acara pesta demokrasi seperti gelaran kampanye akbar dan distribusi barang serta kota suara. "Prediksinya kan tahun ini akan sulit (cuaca), ada hujan, efeknye negatif terhadap distribusi, ini yang memicu kemungkinan inflasi," kata dia, Kamis 3 Oktober 2024. Menurut dia dengan kondisi cuaca dan kampanye yang disebut bakal memicu inflasi harus diwaspadai dengan pengawasan pergerakan keluar masuk barang di Sumsel, meliputi komitmen Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) menekan harga di pasaran, seperti mencegah kenaikan biaya distrubusi dan transportasi kotak suara serta menekan harga pangan. "Dikhawatirkan ada (inflasi) tapi mudah-mudahan tidak separah yang dibayangkan," jelasnya. Sementara itu, Pj Gubernur Sumsel Elen Setiadi mengaku, secara data nasional wilayah mengalami deflasi atau penurunan harga komoditas di angka 0,12 persen berdadarkan data BPS dan kondisi ini justru berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi, karena peran TPID sukses menekan inflasi. "Ya untuk momen ini (Pilkada) mungkin ada (inflasi) kemungkinan ada ya, karena akan ada banyak kampanye dan lain sebagainya. Jadi ini (inflasi) pasti akan memengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat. Kalau kegiatan ekonominya tumbuh, biasanya akan ada pengaruhnya ke inflasi," jelas dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar