May 20th 2024, 20:32, by Moh Fajri, kumparanBISNIS
Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi, mendukung rencana Menteri BUMN Erick Thohir menyatukan ekosistem pangan dan pupuk. Ia berharap langkah itu dapat meningkatkan produktivitas pangan Indonesia.
"Secara penuh kita akan memastikan terjadi peningkatan produktivitas. Harapannya Bulog bisa pengadaan dalam negeri secara lebih sistematis karena ikuti dari tanam sampai panen. Kita sebut sebagai Program Mitra Tani," kata Bayu kepada wartawan di Sentra Penggilingan Padi Bulog Karawang, Jawa Barat, Senin (20/5).
Bayu mengungkapkan Bulog telah menandatangani nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Pupuk Indonesia (Persero), meskipun masih terkendala harga penjualan atau pembelian pemerintah.
Bayu menjelaskan pihaknya kemudian bertemu dengan Dirut Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, untuk memperbarui MoU ini. Ia menyampaikan kepada Pupuk Indonesia mengenai kesiapan Bulog untuk menyerap seluruh beras atau gabah hasil produksi program Makmur.
"Minggu lalu kami sudah bertemu dengan Pak Dirut PHC dan sepakat kita akan memperbarui MoU-nya dan menyampaikan direksi Bulog pada direksi PHC siap menjadi offtaker dari seluruh program Makmur. Artinya seluruh program Makmur beras, itu akan kita offtake. Intinya, dengan Makmur sepakat dengan PHC," ujar Bayu.
"Bulog akan memadukan pembelian PSO (Public Service Obligation) dan komersialnya. Jadi petani dapat melihat harganya lebih tinggi daripada harga HPP tetap bisa menjual ke Bulog karena bisa gunakan harga komersial," tambahnya.
Sebelumnya, Erick Thohir menuturkan Kementerian BUMN memiliki rencana untuk mengintegrasikan sektor pangan dan pupuk dalam satu ekosistem. Hal ini tertuang dalam rancangan blue print BUMN hingga tahun 2034,
"Kami punya blue print BUMN sampai tahun 2034, yaitu 10 tahun ke depan salah satunya memperkuat ekosistem. Seperti contoh misalnya sekarang ini yang namanya pupuk dengan pangan kita terpisah, ke depan kita akan jadikan satu ekosistem," kata Erick dikutip dari Antara, Senin (20/5).
Erick melihat penggabungan kedua sektor ini akan membuat ekosistem pupuk dan pangan berjalan lebih efisien. Terlebih, keduanya merupakan bagian dari satu ekosistem yang saling terkait.
"Pupuk dan pangan karena ini ekosistem. Tidak mungkin kita bicara pangan tanpa pupuk misalnya. Nah ini masih terpisah," tutur Erick.
Di sisi lain, Erick juga menyoroti kekurangan dalam sektor pupuk, terutama terkait dengan ketersediaan bahan baku seperti sulfat dan fosfat. Sementara, Indonesia tengah berupaya untuk menjadi produsen pupuk terbesar di dunia, sehingga perlu memiliki kepastian pasokan bahan baku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar