Search This Blog

RI Buka Keran Impor 400 Ribu Ton Beras, Ini 3 Negara yang Dibidik

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
RI Buka Keran Impor 400 Ribu Ton Beras, Ini 3 Negara yang Dibidik
Sep 3rd 2023, 12:42, by Angga Sukmawijaya, kumparanBISNIS

Buruh pelabuhan menurunkan beras impor asal Vietnam dari kapal kargo di Pelabuhan Malahayati, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Kamis (5/1/2023). Foto: ANTARA FOTO/Ampelsa
Buruh pelabuhan menurunkan beras impor asal Vietnam dari kapal kargo di Pelabuhan Malahayati, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Kamis (5/1/2023). Foto: ANTARA FOTO/Ampelsa

Badan Pangan Nasional (Bapanas) tengah membidik tiga negara tujuan impor beras untuk memenuhi Cadangan Beras Pemerintah sebanyak 400 ribu ton hingga akhir tahun 2023. Beras impor tersebut akan menambah stok di gudang Bulog yang saat ini ada 1,6 juta ton.

Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, mengatakan tiga negara yang tengah melakukan negosiasi adalah Thailand, Vietnam, dan kamboja. Ia pun mengatakan baru-baru ini Presiden Jokowi bertemu dengan Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet, terkait keran impor tersebut.

"Dalam persiapan dan negosiasi, Bapak Presiden sudah membuka komunikasi awal dengan PM Hun Manet," kata Arief saat dihubungi kumparan, Minggu (3/9).

Arief mengatakan saat ini rencana tersebut masih dalam penjajakan. Ia menegaskan, tujuan ekspor yang terpilih adalah negara yang mampu memberikan kualitas dan harga terbaik.

"Bulog sedang penuhi 400 ribu ton terakhir dari penugasan 2 juta ton tahun 2023. Dari (negara) yang sanggup memberikan kualitas dan harga terbaik. Bidding," tegas Arief.

Buruh pelabuhan menurunkan sejumlah karung beras impor dari Vietnam dari atas kapal di Pelabuhan Multiguna, Tenau Kupang, NTT, Sabtu (20/5/2023). Foto: ANTARA FOTO/Kornelis Kaha
Buruh pelabuhan menurunkan sejumlah karung beras impor dari Vietnam dari atas kapal di Pelabuhan Multiguna, Tenau Kupang, NTT, Sabtu (20/5/2023). Foto: ANTARA FOTO/Kornelis Kaha

Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso atau Buwas mengakui harga beras saat ini mahal. Hal itu terlihat dari harga beras premium yang mengalami kenaikan hingga Rp 17.000 per kg dari aturan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 13.900 per kg.

Buwas menilai lonjakan harga itu disebabkan oleh produksi padi di semester II yang menurun dan menyebabkan harga gabah naik. Selain itu, ada juga dampak dari ancaman El Nino.

"Semester II itu sudah pasti turun (produksi), kemudian ada beberapa isu El Nino dan lain-lain itu kan impact-nya 3 bulan ke depan, kalau sekarang nandur kecuali daerah-daerah irigasi teknis, daerah water masih bisa nandur," tutur Buwas.

Media files:
01gp2jb318pqwg0fj3m8f4x2y2.jpg (image/jpeg)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar