Aug 15th 2023, 20:43, by Muhammad Fawwaz Syafiq Rizqullah, Muhammad Fawwaz Syafiq Rizqullah
Liga Arab Saudi menjadi salah satu liga sepak bola yang tidak asing lagi untuk didengar oleh para pencinta bola di seluruh dunia. Hal ini menjadi sebuah fenomena baru di dunia persepakbolaan dunia. Semenjak pada awal tahun 2023 Liga Arab Saudi mulai menjadi perbincangan di kalangan masyarakat internasional.
Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya mega bintang pesepak bola dunia yang berbondong-bondong berlaga di Liga Arab seperti Cristiano Ronaldo, Benzema, Kante, Sadio Mane dan beberapa pemain kelas atas lainnya yang ikut pindah ke liga Arab Saudi tersebut.
Akibatnya, hingga saat ini sudah hampir 170 kanal televisi dari berbagai negara yang mulai melakukan kerja sama dengan Liga Arab Saudi untuk menyiarkan pertandingan secara langsung dari berbagai negara.
Dengan fenomena sepak bola Arab Saudi tersebut memberikan indikasi yang baik terhadap perkembangan sepak bola Arab Saudi. Terlebih, perkembangan sepak bola tersebut terus dibarengi dengan transfer pemain-pemain bintang dunia yang diperkirakan akan terus berlanjut hingga beberapa waktu ke depan.
Bahkan Neymar dikabarkan baru saja menyelesaikan tanda tangan kontrak dengan klub bola Al-Hilal dan dalam waktu dekat juga akan segera menyusul untuk merumput di liga Arab Saudi menyusul mega bintang lainnya.
Sehingga dengan adanya satu fenomena baru ini akan membuat sepak bola tidak hanya terfokus di Eropa seperti liga Inggris ataupun Spanyol yang senantiasa terus menjadi perhatian pecinta bola seluruh dunia. Akan tetapi, liga Arab Saudi juga berpeluang akan menjadi pusat perhatian persepakbolaan dunia dalam waktu yang sangat dekat.
Pemerintah Arab Saudi telah mengeluarkan uang sebesar triliunan rupiah untuk membangun kondisi persepakbolaan Arab Saudi itu sendiri. Tidak tanggung-tanggung mengambil Ronaldo dan beberapa pemain bintang liga Eropa untuk berlaga di Arab Saudi. Bukanlah hal yang murah untuk akhirnya bisa membujuk mereka untuk mau merumput di liga Arab Saudi.
Bukan hanya itu pemerintah Arab Saudi juga membuat skema di mana Dana Investasi Publik (PIF) mengambil alih empat klub bola yaitu Al Nassr, Al Hilal, Al Ittihad, dan Al Ahli yang akan terus mendatangkan para pemain bintang-bintang sepak bola dunia.
Hal ini dilakukan langsung atas mandat pangeran Muhammad bin Salman yang merupakan pemimpin de facto Kerajaan Arab Saudi di dalam mewujudkan kondisi sepak bola Arab Saudi agar terus membaik dan supaya diperhitungkan di dunia Internasional.
Gemerlapnya persepakbolaan Arab Saudi memiliki kerterkaitan yang erat dengan geopolitik Arab Saudi yang berdampak terhadap kebijakan luar dan dalam negeri. Sepak bola seringkali menjadi salah satu instrumen politik paling baik dan memiliki daya pengaruh yang cukup kuat.
Hal tersebut terbukti dengan digunakannya sepak bola sebagai salah satu instrumen dari kebijakan pemerintah Kerajaan Arab Saudi yang disebut dengan "Visi 2030". Kebijakan Visi 2030 yang dikeluarkan oleh Arab Saudi merupakan sebuah kebijakan yang bertujuan untuk mentransformasi kondisi ekonomi dan sosial Arab Saudi.
Kebijakan ini menginginkan pemerintah Arab Saudi untuk keluar dari ketergantungan terhadap sektor minyak yang terbatas yang selama ini dijadikan sebagai penghasilan utama pemerintah Arab Saudi.
Selain itu Mohammed Bin Salman juga berharap hal ini bisa memberikan wajah baru terhadap dunia internasional yang memperlihatkan bahwa Arab Saudi bukanlah Arab Saudi yang dahulu lagi yang kolot dan tidak mau terbuka dengan dunia luar.
Sehingga, Arab Saudi menargetkan bahwa di tahun 2030 Arab Saudi akan menjadi tuan rumah perhelatan piala dunia sebagai puncak dari peradaban baru bagi sepak bola dunia sekaligus memperlihatkan bagaimana Arab Saudi yang baru.
Proyek ambisi besar Arab Saudi ini akan menyatukan tiga benua dalam perhelatan sepak bola terbesar dunia. Sebagaimana diungkapkan oleh Simon Chadwick, profesor ekonomi olahraga dan geopolitik di Business School Skema di Paris, dikutip dari Politico sebagai berikut.
Arab Saudi secara strategis mencoba untuk memposisikan dirinya sebagai pusat dari benua Afrika, Eropa dan Asia guna menciptakan sebuah peradaban baru. Hal tersebut yang membuat Arab Saudi intens melakukan negosiasi dengan Mesir dan Yunani dengan tujuan menjadi tuan rumah piala dunia di tahun 2030," Simon Chadwick.
"Kondisi geopilitik Arab Saudi tersebut berpeluang untuk akhirnya Arab Saudi dapat membangun kekuatan dan juga memberikan pengaruh terhadap geografis yang luas dan akhirnya mampu memberikan peluang terbukanya hubungan yang baru terhadap mitra-mitra utamanya," lanjutnya.
Arab Saudi masih terkendala dengan banyak peraturan yang berkaitan dengan Hak Asasi Manusia dan berbagai pelanggaran lainnya. Akan tetapi pemerintah Kerajaan Arab Saudi secara konsisten terus melakukan berbagai cara untuk tetap menjadikan negaranya sebagai pusat sepak bola dunia.
Tentunya, hal ini juga berpeluang akan mengubah kondisi pemerintahannya di masa yang akan datang menjadi lebih demokrasi mengikuti tuntutan dari pecinta bola internasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar